I. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat menentukan daya saing bangsa, dengan demikian ,sector pendidikan harus terus-menerus ditingkatkan mutunya. Pendidikan juga merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang, yang giat membangun negaranya. Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang ipersiapkan untuk itu melalui pendidikan. Fakta saat ini menunjukan bahwa factor kesenjangan pendidikan salah satu factor utama dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kesenjangan mutu pendidikan tersebut selain disebabkan karena factor sarana dan prasarana yang belum memadai, sumber daya manusia yang masih terbatas yang belum siap menyongsong masa yang akan datang.
Era baru dalam dunia pendidikan adalah diperkenalkannya reformasi pendidikan yang berkaitan erat dengan system informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia pendidikan. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha menggunakan perangkat komputer, yang dapat diaplikasikan sebagai sarana komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan.
Makalah ini belumlah menjawab seluruh keinginan dan harapan yang telah disebutkan diatas. Namun ,dalam makalah ini lebih berkecenderungan menjadi motivasi dan inspirasi dan motivasi bagi penulis, pendidik, mahasiswa, dan pemegang kebijakan pendidikan untuk menciptakan system pembelajaran termasuk E-Learning dalam pendidikan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan di era teknologi informasi dan komunikasi dalam perkembangan zaman yang telah ada.
II. PERMASALAHAN
1. Apakah E-Learning itu ?
2. Apa saja kelebihan E-Learning itu ?
3. Bagaimana kedudukan E-Learning dalam teknologi pendidikan ?
4. Bagaimana pula pembelajaran E-Learning itu ?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian dan ciri-ciri E-Learning
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :
-Dong(dalamKamarga,2002)
e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat
elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat
elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
- LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001]
e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media komputer.
e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media komputer.
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum. E-learningbisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana[1]
Istilah e-learning sangat popular di beberapa tahun ini, meskipun konsepnya sudah cukup lama dimunculkan sebelumnya. Istilah ini sendiri memiliki definisi yang sangat luas. Secara terminology huruf e pada e-learning berarti elektronik yang kerap disepadankan dengan kata virtual atau distance (jarak). Dari hal ini muncul istilah virtual atau distarning (pembelajaran di dunia maya) atau distance learning (pembelajaran jarak jauh). Sedangkan kata learning sering diartikan dengan belajar pendidikan (education) atau pelatihan (training). Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkap elektronika. Dalam pelaksanaannya, e-learning menggunakan jasa audio, video, perangkap computer atau kombinasi ketiganya. E-Learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui Network (jaringan). Ini berarti dengana e-learning memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada peserta didik menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi berupa computer dan jaringan internet atau intranet. Dengan E-Learning, belajar bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, melalui jalur mana saja dan dengan kecepatan akses apapun. Proses pembelajaran berlangsung efisien dan efektif.
Dari hal tersebut bermakna, bahwa e-learning adalah proses learning (pembelajaran) menggunakan/memanfaatkan TIK sebagai tools. Focus e-Learning adalah pada “LEARNING” (belajar) dan bukan pada “e” (electronic). E-Learning juga berarti proses transformasi pembelajaran dari “Instructor Centric” ke “Learner Centric”[2]
E-Learning merupakan suatu teknologi pembelajaran yang relative baru di Indonesia. Dalam pembelajaran itu pengajar itu pengajar dan peserta didik tidak perlu berada pada tempat dan waktu yang sama untuk mrlangsungkan proses pembelajaran. E-Learning merupakan bentuk pembelajaran yang memanfaaatkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Penggunaan E-Learning dapat diukur dari perilaku yang mencerminkan kebiasaan dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran sehari-hari. E-Learning merupakan aplikasi TIK yang bersifat pragmatis yang memerlukan dukungan infrastructure dan suoerstructur lain yang yang terkait dengan lembaga pendidikan dan pengajar maupun peserta didik.
Dari paparan diatas ,maka ciri khas E-Learning yaitu tidak tergantung pada waktu dan ruang (temppat). Pembelajaran dapat dilaksanakan kapan dan dimana saja. Dengan teknologi informasi, E-Learning mampu menyediakan bahan ajar dan mampu menyimpan intruksi pembelajaran yang dapat diakses kapanpun dan dari manapun. E- Learning tidak membutuhkan ruangan dan tempat yang luas sebagaimana ruang kelas konvensional. Dengan demikian teknologi ini telah memperpendek jarak antara pengajar dan peserta didik. [3]
B. Kelebihan E-Learning
E-Learning sebagai sebuah wacana baru dirasakan lebih sesuai untuk peserta didik dengan karakteristik diatas, keterbatasan waktu keterbatasan tempat belajar, keterpisahan jarak secara geografis , dan keinginan peserta didik untuk belajar ditempatnya sendiri. Hal ini akan terpenuhi jika metode yang adalah E-Learning. Dengan demikian , E-Learning telah memperbesar kesempatan bagi individu untuk mendapatkan pendidikan yang diinginkannya sekaligus mempercepat terciptanya masyarakat yang yang berpengetahuan (knowledge society).[4]
E-learning dianggap sebagai salah satu alternatif disamping alternatif lain dalam sistem penyelenggaraan pendidikan, baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan, yaitu seluruh staf tata usaha sekolah. Hal ini disebabkan oleh beberapa keunggulan dan kelebihan yang dimiliki teknologi informatika yang saat ini telah berkembang demikian pesat, sehingga mememungkinkan penggunanya dapat bekerja secara cepat, akurat, dan memiliki jaringan yang sangat luas.[5]
Pembelajaran dengan E-Learning memiliki banyak kelebihan, seperti diberikan berikut:
1. Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi peserta didik karena kemampuannya dapat berinteraksi langsung, sehingga pemahaman pemahaman terhadap materi pembelajaran akan lebih bermakna, mudah dipahami, mudah diingat dan mudah pula untuk diungkapkan kembali.
2. Dapat memperbaiki tingkat pemahaman dan daya ingat seseorang. (retention of information) terhadap knowledge yang disampaikan, karena konten yang bervariasi , interaksi yang menarik perhatian, dan adanya interaksi dengan e-learner dan e-instructor yang lain.
3. Adanya kerja sama dalam komunitas online, sehingga memudahkan berlangsungnya proses transfer informasi dan komunikasi, sehingga setiap element tidak akan kekurangmeningkatkan interaksi an sumber atau bahan belajar.
4. Administrasi dan pengurusan yang terpusat, sehingga memudahkan dilakukannya akses dalam oprasionalnya.
5. Menghemat atau mengurangi biaya pendidikan, seperti berkurangnya biaya untuk membayar pengajar atau biaya akomodasi dan transfortasi peserta didik ke tempat belajar.
6. Pembelajaran dengan dukungan internet membuat pusat perhatian dalam pembelajaran tertuju pada peserta didik, sebagaimana ciri pokok E-Learning. Ini berarti dalam pembelajaran peserta didik tidak bergantung sepenuhnya kepada pengajar.[6]
Di samping itu , Bates dan Wulf (1996) menambahkan bahwa pembelajarane-learning juga memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Meningkatkan interaksi pembelajaran
2. Mempermudah interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
3. Memiliki jangkauan yang luas
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
C. Pengembangan E-Learning
Perkembangan teknologi e-learning telah memberikan nuansa baru di dalam pendidikan kita. Jika waktu-waktu sebelumnya, secara konvensional guru atau dosen melakukan proses pembelajaran dengan menghimpun siswa pada tempat atau ruangan tertentu secara bersamaan, kondisi tersebit kini telah diperkaya dengan berkembangnya perkembangan melalui jasa teknologi yang tidak lagi selalu mengharuskan peserta didik berkumpul secara bersamaan dan dibatasi oleh waktu dan tempat. [7]
Perubahan wacana ekonomi yang kemudian diikuti oleh permintaan akan pekerja yang berpengetahuan (knowledge worker) telah memicu keberadaan beberapa lembaga pendidikan, terutama lembaga pendidikan tinggi, bahwa dalam proses pembelajarannya harus berbasis teknologi informasi (information and telecommunication based learning). Model pembelajaran ini diharapkan terus berjalan secara berkesinambungan dengan mengembangkan berbagai pendekatan untuk mencapai kondisi yang ideal agar dapat memenuhi tuntutan dunia bisnis.
Proses pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan e-learning tidak bisa disamakan dengan lembaga pendidikan pada umumnya, juga berbeda dengan pola pembelajaran konvensional yang hanya menggunakan metode tatap muka. Proses pembelajaran e-learning adalah perpaduan antara metode tatap muka dengan metode on line (via internet dan berbagai pengembangan teknologi informasi lainnya).
Dalam hal ini perlu ditumbuhkan kemandirian pada diri setiap pendidik untuk membuat mereka menjadi lebih independen dan akan memperkaya mereka dengan kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan di luar kelas. Aspek lain yang perlu ditanamkan terutama pada pendidikan tinggi adalah konsep yang mengatakan bahwa belajar adalah sebuah proses yang tidak akan pernah berhenti (lifelong learning process).[8]
Penerapan e-learning sebagai bagian integral dari system pembelajaran telah dilakukan oleh beberpa lembaga pendidikan. Mislanya, departemen pendidikan jerman,inggris, dan perancis telah menyusun suturencana induk strategis untuk memanfaatkan TI dlam pembelajaran e-education . sedangkan italia telah membangun infrastruktur e-education dengan membangun lebih dari 15000 sambungan internet sekolah. Di AS siswa SMU diperbolehkan untuk menyelesaikan pendidikan mereka melalui system e-education. Di singapura telah disusun suatu rencana strategis pembangunan lingkungan pendiikan melalui cyber yang terpadu. Dan pada tahun 1998 singapura telah membangun lingkungan belajar berbasis TI di sekolah-sekolah melalui program Singapore ONE@school.
Pada dasarnya E-Learning telah mulai diterapkan sejak tahun 1970-an. Secara umum terdapat beberapa hal penting sebagai persyaratan pelaksanaan E-Learning yaitu sebagai berikut :
a) Kegiatan proses pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan.
b) Tersedia dukungan layanan tutor yang dapat membantu siswa apabila mengalami kesulitan belajar.
c) Adanya lembaga penyelenggara/pengelola E-Learning
d) Adanya sikap positif dari siswa dan tenaga pendidik terhadap teknologi computer dan internet.
e) Tersedianya rancangan system pembelajaran yang dapat dipelajari oleh setiap siswa.
f) Adanya system evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa dan mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.[9]
D. Teknologi E-Learning
Beberapa produk teknologi e-learning dalam pembelajaran meliputi:
1. Audio Conreferencing
Merupakan salah satu teknologi e-learning teraktif paling sedarhana dan relative murah untuk menyelenggarakan distance learning. Audio conferencing adalah konferensi langsung dalam bentuk audio (suara) antar dua orang atau lebih yang berada pada tempat berbeda, bahkan dapat melibatkan peserta yang banyak pada lokasi yang tersebar dan berbeda.
2. Videobroadcasting
Penggunaan program e-learning dengan Videobroadcasting lebih banyak digunakan dibandingkan dengan audio conferencing. Hal ini karena sifat Videobroadcasting yang audio visual. Dalam prinsip belajar diungkapkan bahwa belajar akan lebih berhasil jika melibatkan banyak indera. Sasaran peserta dalam jumlah yangbesar (massal) dan menyebar (dispersed). Sebagai media transaksi pada umumnya menggunakan media satelit. Peserta mengikuti program pembe,ajaran melalui Videobroadcasting dengan cara melihat dan mendengar pesawat televise yang berhubung ke stasiun tertentu melalui antenna penerima biasa atau antena parabola yang dilengkapi decoder khusus.
3. Videoconferencing
Teknologi multimedia Videoconverencing dapat memungkinkan seluruh peserta didik melihat, mendengar dan bekerja sama secara langsung. Sesuai dengan namanya, fungsi Videoconverencing memberikan visualisasi secara langsung dan lengkap kepada seluruh peserta didik dengan menggunakan multimedia (video, audio dan data).[10]
Sesuai dengan model pengembangan pembelajaran maka disusun prosedur pengembangan sebagai berikut. :
a. Menentukan matapelajaran yang akan dikembangkan
Langkah pertama dalam menentukan mata pelajaran yang akan dikembangkan adalah mengkaji situasi lapangan dengan cara observasi langsung terhadap system pembelajaran khususnya dalam matapelajaran yang akan dikembangkan dalam bentuk e-learning.
b. Mengembangkan web based learning
Untuk mengembangkan WBL dilakukan dalam beberapa langkah yakni ;
· Menentukan tujuan umum pembelajaran
· Menentukan tujuan khusus pembelajaran
· Menentukan karakter siswa
· Menyusun materi pembelajaran
· Mendesain software WBL dilakukan dengan dua langkah yaitu (1) menentukan jenis software dan hardware yang digunakan dan (2) menysun alur program pengembangan software WBL
· Membuat system keamanan data WBL , proteksi data dalam WBL ini adalah dalam rangka bertujuan untuk perlindungan hak cipta bagi pengembang serta perlindungan data terhadap penyalahgunaan informasi.
c. Memproduksi WBL
Setelah dihasilkan alur programWBL maka dapat dimulai memproduksi software sesuai alur. Dalam memproduksi pembelajaran terlebih dahulu dilakukan pengkajian isi pembelajaran oleh ahli bidang studi.
d. Menyusun petunjuk penggunaan program
Menyusun petunjuk penggunaan program meliputi penjelasan tujuan program dan petunjuk menjalankan program.
e. Menyediakan jaringan
Komponen hardwaredan software serta beberapa persyaratan hardware lain yang harus ada untuk mengimplementasikan WBL, yaitu jaringan local (intranet), dan jaringan interkoneksi internasional (internet).
f. Proses instalasi produk pembelajaran
Hal ini dilakukan dengan mendaftarkan alamat virtual kedalam IIS agar dapat diakses oleh siswa. Jika WBL diletakkan dalam internet maka sebelumnya harus dipesan alamat web tersebut agar bisa terdaftaar dalam internet.[11]
metode penyampaian bahan ajar di e-Learning ada dua:
1. Synchrounous e-Learning: Guru dan siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda. Nah peran teleconference ada di sini. Misalnya saya mahasiswa di Universitas Ujung Aspal mengikuti kuliah lewat teleconference dengan professor yang ada di Stanford University. Nah ini disebut dengan Synchronous e-Learning. Yang pasti perlu bandwidth besar dan biaya mahal. Jujur saja Indonesia belum siap di level ini, dalam sudut pandang kebutuhan maupun tingginya biaya. Tapi ada yang main hajar saja (tanpa study yang matang) mengimplementasikan synchronous e-Learning ini. Hasilnya peralatan teleconference yang sudah terlanjur dibeli mahal hanya digunakan untuk coffee morning, itupun 6 bulan sekali.
2. Asynchronous e-Learning: Guru dan siswa dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda. Nah disinilah diperlukan peranan sistem (aplikasi) e-Learning berupa Learning Management System dan content baik berbasis text atau multimedia. Sistem dan content tersedia dan online dalam 24 jam nonstop di Internet. Guru dan siswa bisa melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan kapanpun. Tahapan implementasi e-Learning yang umum, Asynchronous e-Learningdimatangkan terlebih dahulu dan kemudian dikembangkan ke Synchronous e-Learning ketika kebutuhan itu datang.[12]
[1]Dikutip dari http://flashnold.blogspot.com/2010/05/pembahasan-e-learning.htmlpada tanggal 23 september 2011 pukul 13.45
[2]Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: CV Alfabeta, 2008, Hlm. 202-203
[3]Ibid, hlm. 204
[4]Eti Rochaety,dkk , System Informasi Manajemen Pendidikan, Jakarta: bumi aksara, 2006 hlm. 78
[5]Dikutip dari http://www.tugaskuliah.info/2009/07/makalah-e-learning.htmlpada tanggal 23 september 2011 jam 13.45
[6]Munir, Op. cit, hlm. 205
[7] Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.238.
[8]Eti Rochaety,dkk , Op. Cit hlm. 76-77
[9]Made wena,Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: bumi aksara, 2009. hlm. 211-212
[10]Munir, Op. cit, hlm.210-211
[11]Made wena, Op.Cit hlm. 218-220
[12]Dikutip dari http://romisatriawahono.net/2008/01/23/meluruskan-salah-kaprah-tentang-e-learning/pada tanggal 23 september pukul 13.45
Posting Komentar