Periode sensitif dari tumbuh kembang anak merupakan masa awal untuk belajar yaitu melalui tahapan-tahapan berupa ketertarikan dan keingintahuan pada sesuatu. Periode seperti ini tidak bisa datang untuk kedua kali atau terulang kembali. Selama periode ini minat anak semakin tinggi dan anak menjadi peka atau mudah terstimulasi terhadap aspek-aspek lingkungan yang berada disekitarnya. Dengan demikian, menjadi penting bagi seorang pendidik untuk memahami proses ini karena setiap tahapan terdapat kesempatan yang menguntungkan untuk perkembangan anak.
Montessori dalam Seldin (2007:14-17) telah mengidentifikasikan beberapa perbedaan dalam periode sensitif yang terjadi dari mulai lahir sampai usia 6 tahun. Setiap perbedaan itu mengacu pada kecenderungan yang mendorong untuk memperoleh karakteristik khusus. Sebagai contoh: pada masa-masa awal tahun pertama kehidupan anak, umumnya mereka berada dalam periode sensitif dalam bahasa. Mereka perhatian pada apa yang diucapkan seseorang dan bagaimana cara orang mengucapkannya. 1
Anak-anak pada tahap ini memiliki intelegensi yang berpotensi luar biasa karena memiliki berjuta-juta saraf otak yang mulai berkembang dan memiliki daya ingatan yang kuat. Namun, pada umumnya para orang tua dan guru hanya dapat mengajarkan sedikit hal pada anak-anaknya. Pada umumnya, orang tua selalu menyalahkan anak-anak apabila tingkah laku mereka tidak seperti yang diinginkan. Hal ini lebih banyak dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap perkembangan jiwa anak. Oleh karena itu, pendidikan yang menanamkan nilai-nilai luhur kemanusiaan (pengembangan intelegensi, karakter, kreativitas, moral, dan kasih sayang) sangatlah perlu diberikan pada anak usia dini. 2
Waktu untuk belajar sebaiknya memberikan stimulasi yang tepat pada waktu yang tepat pula. Selanjutnya anak akan mampu belajar dengan tanpa disadari. Berikut ini periode sensitif anak dari mulai lahir sampai usia 6 tahun:
1. Gerakan (Lahir-1 tahun)
Gerakan acak bayi menjadi terkoordinasi dan terkontrol seperti halnya belajar menggenggam, menyentuh, berbalik, keseimbangan, merayap dan berjalan.
2. Bahasa (Lahir-6 tahun)
Diawali dengan belajar bersuara, bayi akan mengalami kemajuan dengan mengoceh kata-kata, suku kata dan akhirnya kalimat.
3. Objek Kecil (1-4 tahun)
Bayi akan mendekatkan benda kecil ke mukanya dan dari hal-hal yang detail sebagai kemajuan koordinasi mata-tangan yang semakin lama menjadi sempurna dan akurat.
4. Urutan (2-4 tahun)
Segala sesuatu harus pada tempatnya. Tahapan ini merupakan ciri-ciri dari bayi yang suka terhadap hal-hal yang rutin dan keingintahuan pada konsistensi dan pengulangan.
5. Musik (2-6 tahun)
Bila musik merupakan bagian dari leluasanya setiap hari, anak-anak akan menunjukkan keinginan yang spontan dalam intonasi, irama dan melodi.
6. Toilet Training (10 bulan-3 tahun)
Saat sistem persyaratan anak menjadi lebih baik berkembang dan berintegrasi, anak-anak kita akan belajar mengontrol kantung kecil dan perut.
7. Kehormatan dan Santun (2-6 tahun)
Anak akan cinta pada kesopanan dan sikap yang bijaksana yang akan terinternalisasi kedalam kepribadiannya.
8. Alat Indera (2-6 tahun)
Pendidikan penginderaan dimulai saat lahir, tetapi dari usia 2 tahun anak akan sangat menyukai pengalaman inderanya.
9. Menulis (3-4 tahun)
Keterampilan menulis ini mendahului membaca dan dimulai dengan usaha untuk memproduksi huruf-huruf dan angka-angka dengan pensil dan kertas.
10. Membaca (3-5 tahun)
Anak menunjukkan keinginan yang spontan dalam simbol dan suara-suara yang dikeluarkan tak lama kemudian mereka menyuarakan kata-kata.
11. Hubungan Spasial (4-6 tahun)
Saat pemahaman hubungan bentuk-bentuk, anak akan berkembang sebagai contoh ia akan mampu mengerjakan puzzle-puzzle yang sulit.
12. Matematika (4-6 tahun)
Belajar hitung, jumlah dan mengenal angka dengan memberikan pengalaman nyata untuk anak.3
Periode sensitif merupakan mekanisme alamiah yang pasti pada anak dan tidak terpisahkan dengan faktor-faktor keturunan sebagai manusia. Masa ini merupakan “kesempatan yang terbatas” karena anak dalam suatu tahapan transisi, sekali anak telah menguasai keterampilan atau kemampuan yang telah diserapnya, periode sensitifnya terlihat lenyap sehingga jika anak tidak diperlihatkan pada pengalaman stimulasi yang benar, kesempatan akan hilang begitu saja. Ketrampilan masih dapat dipelajari akan tetapi saat ini memerlukan waktu dan usaha dan latihan yang benar.
1 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT. Indeks, 2009, hlm. 135.
2 Danar Santi, Pendidikan Anak Usia Dini; Antara Teori dan Praktek, Jakarta: PT. Indeks, 2009, hlm. 74-73.
3 Yuliani Nurani Sujiono, Op. Cit, hlm. 136-138.
2 Danar Santi, Pendidikan Anak Usia Dini; Antara Teori dan Praktek, Jakarta: PT. Indeks, 2009, hlm. 74-73.
3 Yuliani Nurani Sujiono, Op. Cit, hlm. 136-138.
Posting Komentar