BAB QIRADL

(Fasal) menjelaskan hukum-hukum qiradl.

(فَصْلٌ فِيْ أَحْكَامِ الْقِرَاضِ
Lafadz “qiradl” secara bahasa diambil dari lafadz “al qardl”, yaitu bermakna memotong.

وَهُوَ لُغَةً مُشْتَقٌّ مِنَ الْقَرْضِ وَهُوَ الْقَطْعُ
Qiradl adalah pemberian harta oleh seorang pemilik terhadap seorang amil (pekerja) yang akan menggunakannya untuk bekerja dan laba dari harta tersebut dibagi di antara keduanya.
وَهُوَ دَفْعُ الْمَالِكِ مَالًا لِلْعَامِلِ يَعْمَلُ فِيْهِ وَرِبْحُ الْمَالِ بَيْنَهُمَا


Syarat Qiradl

Akad qiradl memiliki empat syarat.
(وَلِلْقِرَاضِ أَرْبَعَةُ شُرُوْطٍ)
Salah satunya, qiradl harus menggunakan uang berupa dirham dan dinar, maksudnya yang murni.
أَحَدُهَا (أَنْ يَكُوْنَ عَلَى نَاضٍ) أَيْ نَقْدٍ (مِنَ الدَّرَاهِمِ وَالدَّنَانِيْرِ) أَيِ الْخَالِصَةِ
Sehingga akad qiradl tidak boleh dilakukan dengan menggunakan emas mentah, perhiasan, emas campuran, dan barang-barang dagangan yang lain diantaranya adalah fulus (uang receh).
فَلَا يَجُوْزُ الْقِرَاضُ عَلَى تِبْرٍ وَلَا حُلِيٍّ وَلَا مَغْشُوْشٍ وَلَا عُرُوْضٍ وَمِنْهَا الْفُلُوْسُ
Yang kedua, pemilik modal harus memberi izin pada amil dalam bekerja dengan izin secara mutlak (tidak dibatasi).
(وَ) الثَّانِيْ (أَنْ يَأْذَنَ رَبُّ الْمَالِ لِلْعَامِلِ فِيْ التَّصَرُّفِ) إِذْنًا (مُطْلَقًا)
Sehingga bagi malik tidak diperkenankan mempersulit gerak tasharruf pada amil, seperti ucapan pemilik modal semisal, “jangan membeli sesuatu sehingga engkau bermusyawarah denganku”, atau, “jangan membeli kecuali gandum putih.”

فَلَا يَجُوْزُ لِلْمَالِكِ أَنْ يُضَيِّقَ التَّصَرُّفَ عَلَى الْعَامِلِ كَقَوْلِهِ لَا تَشْتَرِ شَيْئًا حَتَّى تُشَاوِرَنِيْ أَوْ لَا تَشْتَرِ إِلَّا الْحِنْطَةَ الْبَيْضَاءَ مَثَلًا
Kemudian mushannif meng-‘athafkan perkataan beliau di sini -di bawah ini- pada perkataan beliau yang sudah lewat yaitu “secara mutlak”,
ثُمَّ عَطَفَ الْمُصَنِّفُ عَلَى قَوْلِهِ سَابِقًا مُطْلَقًا قَوْلَهُ هُنَّا
Atau memberi izin di dalam perkara, maksudnya di dalam tasharruf pada sesuatu yang umumnya tidak terputus keberadaan.
(أَوْ فِيْمَا) أَيْ فِيْ التَّصَرُّفِ فِيْ شَيْئٍ (لَا يَنْقَطِعُ وُجُوْدُهُ غَالِبًا)
Sehingga, seandainya pemilik modal mensyaratkan pada amil agar membeli sesuatu yang jarang ada seperti kuda yang berwarna hitam putih, maka hukumnya tidak sah.

فَلَوْ شَرَّطَ عَلَيْهِ شِرَاءَ شَيْئٍ يَنْدُرُ وُجُوْدُهُ كَالْخَيْلِ الْبَلْقِ لَمْ يَصِحَّ
Yang ketiga, pemilik modal mensyaratkan bagian yang jelas dari laba untuk amil, seperti separuh atau sepertiga dari seluruh laba.
(وَ) الثَّالِثُ (أَنْ يَشْتَرِطَ لَهُ) أَيْ يَشْتَرِطَ الْمَالِكُ لِلْعَامِلِ (جُزْأً مَعْلُوْمًا مِنَ الرِّبْحِ) كَنِصْفِهِ أَوْ ثُلُثِهِ
Sehingga, seandainya pemilik modal berkata pada amil, “aku melakukan akad qiradl denganmu menggunakan harta ini dengan janji bahwa sesungguhnya engkau memiliki hak syirkah atau bagian dari harta ini”, maka akad qiradl tersebut menjadi rusak.
فَلَوْ قَالَ الْمَالِكُ لِلْعَامِلِ قَارَضْتُكَ عَلَى هَذَا الْمَالِ عَلَى أَنَّ لَكَ فِيْهِ شِرْكَةً أَوْ نَصِيْبًا مِنْهُ فَسَدَ الْقِرَاضُ
atau “dengan janji bahwa sesungguhnya laba diantara kita berdua”, maka hukumnya sah, dan labanya dibagi separuh-separuh.

أَوْ عَلَى أَنَّ الرِّبْحَ بَيْنَنَا صَحَّ وَيَكُوْنُ الرِّبْحُ نِصْفَيْنِ.
Yang ke empat, akad qiradl tidak boleh dibatasi dengan waktu yang dipastikan seperti ucapan pemilik modal, “aku akad qiradl denganmu selama setahun.”
(وَ) الرَّابِعُ (أَنْ لَا يُقَدَّرَ الْقِرَاضُ (بِمُدَّةٍ) مَعْلُوْمَةٍ كَقَوْلِهِ قَارَضْتُكَ سَنَةً
Akad qiradl juga tidak boleh digantungkan dengan sebuah syarat, seperti ucapan pemilik modal, “ketika datang awal bulan, maka aku melakukan akad qiradl denganmu.”
وَأَنْ لَا يُعَلَّقَ بِشَرْطٍ كَقَوْلِهِ إِذَا جَاءَ رَأْسُ الشَّهْرِ قَارَضْتُكَ

Hukum Qiradl

Qiradl adalah akad amanah.
وَالْقِرَاضُ أَمَانَةٌ
Kalau demikian, maka tidak ada kewajiban mengganti bagi seorang amil pada harta qiradlnya kecuali akibat kecerobohan yang ia lakukan pada harta tersebut.

(وَ) حِيْنَئِذٍ (لَا ضَمَانَ عَلَى الْعَامِلِ) فِيْ مَالِ الْقِرَاضِ (إِلاَّ بِعُدْوَانٍ) فِيْهِ
Di dalam sebagian redaksi menggunakan kata-kata “bil ‘udwan”, -dengan menggunakan huruf “al”-.

وَفِيْ بَعْضِ النُّسَخِ بِالْعُدْوَانِ
Ketika di dalam harta qiradl terdapat laba dan rugi, maka kerugian ditutupi dengan laba.
(وَإِذَا حَصُلَ) فِيْ مَالِ الْقِرَاضِ (رِبْحٌ وَخُسْرَانٌ جُبِرَ الْخُسْرَانُ بِالرِّبْحِ)
Ketahuilah sesungguhnya akad qiradl hukumnya jaiz dari kedua belah pihak, sehingga masing-masing dari pemilik modal dan amil diperkenankan untuk merusaknya -kapanpun yang mereka kehendaki-.
وَاعْلَمْ أَنَّ عَقْدَ الْقِرَاضِ جَائِزَةٌ مِنَ الطَّرَفَيْنِ فَلِكُلٍّ مِنَ الْمَالِكِ وَالْعَامِلِ فَسْخُهُ.

(Sumber : Kitab Fathul Qorib)

Baca juga artikel kami lainnya :  Ayat Ayat Setan


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama