MARHABAN YA RAMADHAN


Menyambut bulan suci Ramadhan dengan suka cita adalah keharusan bagi setiap individu muslim, bahkan dapat menjadi bagian dari keimanan seseorang. Karena sambutan baik terhadap kebaikan dan sesuatu yang agung, menjadi ciri-ciri keimanan sesorang kepada Allah. Dalam setiap kebaikan yang diperintahkan Allah, harus disambut dengan gembira dan suka cita, tidak malas-malasan dan bekeluh kesah. Seperti shalat saat dikumandangkan, maka ia harus senang dengan panggilan shalat dan besiap-siap untuk menghadap Allah. Mereka yang malas-malasan akan termasuk dalam  firman Allah “celakahlah bagi orang yang shalat. Mereka yang di dalam shalatnya lalai”. Begitu juga dengan bulan Ramadhan. Dapat menunjukkan kelemahan iman seseorang di saat bulan suci Ramadhan datang  ia mengeluh tidak dapat makan siang lagi, tidak dapat berbuat ini dan itu, dan lain sebagainya. Oleh karena itu menyambut bulan suci Ramadhan menjadi tanda kuat dan lemahnya iman seseorang kepada Allah.

Sambutan yang baik pada bulan suci Ramadhan adalah karena beberapa keutaamaan yang terdapat di dalamnya. Antara lain, tidak ada satu bulan penuh diwajibkan puasa di dalamnya kecuali pada bulan suci Ramadhan. Sehingga Ramdahan disebut sebagai “syahrun ‘adzim”, bulan yang agung. Di mana setiap muslim akan dapat melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya dan mengejar satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Dengan kelebihan-kelebihan yang terdapat di bulan suci Ramadhan. Selayaknya ia disambut seperti tamu agung yang didatangkan dari syurga untuk hamba-hambanya yang beriman dan bertaqwa. Kita tentu akan sangat sibuk, kalau tamu yang datang ke rumah kita adalah orang besar dan berpengaruh. Segala sesuatu tidak akan kita perhitungkan. Dengan biaya berapapun dan dengan acara bagaimanapun, kita pasti akan menyambut dan merayakan. Walaupun dengan imbalan yang tidak seberapa, atau hanya sekedar kenangan dengan foto saja. Berbeda dengan Bulan Ramadhan yang menjajikan segala macam kelebihan, dan bahkan syurga yang disiapkan oleh Allah subhanahu wata’ala.
Tapi yang perlu menjadi perhatian adalah, bagaimana kita menyambut bulan suci Ramadhan?. Apakah dengan pesta atau cukup dengan hanya mengatakan “saya gembira dengan kedatangan Ramadhan”. Dengan berbagai cara, kita dapat menyambut Ramadhan. baik dengan ucapan dan perilaku. Ada beberapa cara untuk menyambut Ramadhan dan dianggap sebagai sebuah sambutan suka cita yang menunjukkan keimanan.
1.      Berpuasa sebelum Ramadhan
Di antara cara menyambut bulan suci Ramadhan adalah dengan memperbanyak puasa sebelum tibanya bulan suci Ramadhan, terutama di Bulan Rajab dan Sya’ban. Dengan kita berpuasa sebelum ramahdan berarti kita sudah siap untuk menyambut Ramadhan dan puasa selama sebulan. Di samping itu juga untuk melatih diri menyambut puasa, baik dengan puasa senin kamis, puasa setiap pertengahan bulan hijri. Dengan pembiasaan tersebut, berarti kita sudah siap seratus persen untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

2.      Melakukan Umrah Sebelum Ramadhan
Melakukan umrah sebelum Ramadhan merupakan anjuran kebaikan untuk memantapkan hati, agar keterikatan dengan sang khalik lebih baik. Aura kebaikan yang terpancar dari Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dapat terus berlanjut sampai Ramadhan. Umrah sebelum Ramadhan juga dapat bernilai pahala haji, sebagaimana dalam hadis Nabi sallahu ‘alahi wa sallam. Tapi tentu bagi mereka yang mampu untuk melakukan umrah, tidak memaksakan diri, apalagi sampai berhutang.

3.      Berbuat amal kebaikan sebelum Ramadhan
Pada Bulan Rajab dan Sya’ban kita dianjurkan untuk melakukan kebaikan-kebaikan sebagai bentuk latihan, agar kebaikan-kebaikan tersebut dapat berlanjut dan menjadi kebiasaan di bulan suci Ramadhan. Semua perbutan baik dapat dilakukan, seperti membiasakan diri besedekah, membaca al-Qur’an, menghindarkan diri dari mengunjing, fitnah, mengadudomba dan lain sebagainya. Perbuatan-perbuatan baik yang menunjang kewajiban-kewajiban yang kita lakukan setiap hari. Sehingga kita mantap untuk melakukan ibadah dalam bulan suci Ramadhan, bukan memulai melakukan kebaikan-kebaikan.

4.       Pesta/party/rowah/begawe
Sebagai tanda syukur menyambut bulan suci Ramadhan, tidak menjadi sebuah persoalan seseorang mengadakan pesta, party, rowah, begawe dan berbagai istilah lainnya. Tentu dengan tidak melanggar norma-norma agama dan menjadikannya sebagai sebuah ritual dalam agama dengan konsekuensi dosa dan pahala. Hanya sebuah peringatan tanda kesyukuran atas nikmat dan tamu agung yang dipertemukan oleh Allah. Seperti menyambut tamu besar dengan mengadakan pesta makan dan minum.

5.      Meliburkan diri dari kegiatan duniawi
Di antara cara menyambut bulan suci Ramadhan adalah dengan meninggalkan hal-hal yang sifatnya duniawi. Artinya perkara-perkara tidak penting dan melalaikan. Lebih banyak diisi dengan perkara-perkara yang mendatangkan manfaat dan pahala, dan perkara-perkara yang membawa kebiasaan pada saat bulan suci Ramadhan.

6.      Silaturrahim kepada sanak saudara
Silatuurahim merupakan perbuatan yang dianjurkan, karena ia melapangkan rizki dan memperpanjang umur. Karena antara satu dengan yang lainnya saling mendo’akan. Dengan panjang umur, maka kita dapat bertemu dengan puasa yang mubarok. Di samping itu juga, silaturrahim sebagai ajang untuk saling memperingati dan menasihati akan datangnya bulan suci Ramadhan, baik kepada keluarga yang jauh maupun dekat, atau keluarga yang sudah meninggalkan kita. Tapi yang sering terjadi adalah hanya silaturrahim dan berziarah ke kubur saja, tidak kepada orang-orang yang disekitar kita yang masih hidup. Tapi tentu ini bukan perkara wajib yang harus dilakukan. Silaturrahim dan ziarah hanya untuk mengingatkan saja satu dengan lainnya.

7.      Mempersiapkan ongkos berpuasa
Di antara yang paling penting sebagai bentuk dari kegembiraan kita mneghadapi puasa adalah dengan menyiapkan ongkos puasa. Baik makanan yang cukup maupun uang yang cukup untuk keperluan selama puasa. Karena tidak dapat dipungkiri, sering dengan alasan puasa orang tidak mau bekerja, atau karena alasan bekerja berat orang tidak puasa. Agar tidak terjadi hal seperti itu, maka jauh sebelum puasa harus disiapkan ongkos puasa agar dapat berpuasa dengan tenang. Ini adalah ukuran paling minimal, sebagai bentuk kesyukuran dan kesenangan kita menyambut puasa. Akan lebih baik jika pada saat puasa kemudian meliburkan diri dari aktivitas bekerja yang dapat membatalkan puasa. Karena tidak waktu lain lagi untuk kita mengganti puasa selama pekerjaan tersebut masih dilakukan sepanjang tahun. Tidak hanya mengandalakan masa tua akan berpuasa.
Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan sebelum datang bulan suci Ramadhan, sebagai sebuah persiapan agar ibadah puasa dapat maksimal beribadah dan mengais pahala yang telah disiapkan Allah subhanau wata’la. Wallahu ‘a’lam bi al shawab

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama