KHUTBAH JUMAT: SEMUA TUNDUK PADA KETENTUAN ALLAH


Tema khutbah kali yang disampaikan khatib masjid insan karim pada jum’at kali ini adalah ketundukan kepada sang pencipta. Tapi isinya khutbah berbagai macam, pada awal khutbah berbicara tentang keteraturan penciptaan, pada pertengahan kerundukan seseorang kepada hukum Allah dan diakhir kemestian orang untuk belajar, maka nscaya akan diberikan pengetahuan oleh Allah.
Ya…..khutbah kali ini materinya ke sana kemari, di samping karena tidak menggunaka teks, mungkin juga khatib kurang mempersiapkan materi dengan baik, itu terlihat dari isi dan beberapa ketidakcocokakan contoh yang dimasalakan dengan materi khutbah. Sehingga hanya beberapa intisari saja yang dimuat dalam tulisan ini.
Khatib menganggap bahwa semua apa yang ada di dunia ini telah diciptakan oleh Allah untuk tunduk kepada Allah termasuk manusia. Ketundukkan semua ciptaan Allah menjadikan manusia bisa hidup di dunia ini dan menikmati kehidupan. Coba lihat pada kesempurnaan penciptaan manusia dan hewan. Bagaimana kalau mata berada di kaki, perut berada di atas, lubang hidung mengahdap ke atas, tentu orang tidak akan bisa hidup. Manusia dengan tidak mempunyai mata saja, tidak bisa melakukan hal-hal yang luas biasa karena terbatas, atau beberapa anggota tidak sempurna, tentu tidak akan sama dengan mempunyai anggota yang lengkap. Ini membuktikan bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan keteraturannya.
Begitu juga penciptaan Alam yang ada di muka bumi ini, Allah sudah menempatkan gunung sebagai pasak dari bumi, semua planet mempunyai jarak tertentu agar tidak bertabrakan dengan lainnya, sistem gravitasi bumi yang memungkinkan manusia bisa menetap di muka bumi, kadar oksigen dan karbondioksida yang seimbang sehingga manusia bisa hidup. Bagaimana jadinya kalau satu planet dengan planet lainnya tidak berada pada kekuasan Allah, tentu semuanya akan bertabrakan, atau paling sederhana jika oksigen yang menjadi sumber kehidupan kita tidak mau tunduk dengan dengan kadar yang sudah ditentukan Allah, maka manusia tidak akan bisa hidup.
Semua hal di atas adalah bentuk ketundukkan mahluk kepada Allah dan taat kepada perintah Allah. Karena semua penciptaan di muka bumi ini juga bertasbih sesuai dengan cara yang telah Allah karuniakan. Hanya saja manusia mempunyai keterbatasan untuk melihat dan mendengar tasbih mereka. Sebagaimana Allah telah jelaskan dalam surah al-Isra’ ayat 44:
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِن لَّا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْإِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
Artinya: Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Manusia sendiri dalam kehidupan di dunia berada dalam sebuah aturan yang namanya syari’at. Tidak bisa hidup semaunya, karena manusia tanpa sebuah aturan maka hukum rimba akan berlaku, siapa yang kuat dialah yang menang. Manusia tidak bisa menerapkan aturannya sendiri-sendiri terhadap orang lain, ia harus tunduk pada aturan sang khalik yang telah menciptakannya, karena dengan aturan Allah lah akan didapatkan keadilan dalam kehidupan di dunia, hukum masusia tidak mampu memebrikan keadilan yang sempurna kepada manusia lainnya.
Orang tidak bisa menerapkan sebuah aturan karena aturan umum dan menjadikannya baik dan berpedoman dengannya, misalkan saja, dalam suatu amsyarakat orang terbiasa menggunakan celana pendek dan orang-orang menganggap biasa dengan perilaku tersebut, maka ia tidak bisa menjadi sebuah hukum yang baik bagi masyarakat karena bertentangan dengan syari’at. Atau seperti minum-minuman khamaar, berjudi, zina, khalwat, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, bagaimana kita bisa menjaga keluarga kita agar terus berada dan tunduk kepada aturan Allah dan tidak menyimpang darinya. Kita berusaha untuk melakukan sesuatu dengan sekuat tenaga, dalam masalah kebaikan kita dianjurkan melakukannya sesuai dengan kemampuan kita melakukan kebaikan tersebut, tapi masalah kejahatan atau maksiat harus dijauhkan secara total, tidak ada keringanan sesuai dengan kemampuan orang untuk meinggalkannya. Kalau kita sudah berusaha untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan, maka Allah pasti akan membimbing kita kepada jalannya. Allah memberikan janji itu dalam sebuah ayat surahal-Baqarah 282 yang berbunyi:
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُاللَّهُ وَاللَّهُبِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: “…dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”
Semoga kita menjadi hamba yang selalu tunduk dengan semua aturan yang telah ditetapkan oleh Allah dan menjadi hamba yang bertaqwa, amin ya rabb al-‘alamin. Wallau ‘A’lam

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama