Masyarakt NTB hari ini, Senin 13 Mei 2013 akan memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk masa perisode 2013-2017 M. Pesta demokrasi ini tentu menjadi pesta yang akan menentukan nasib NTB di masa yang akan datang. Baik dan buruknya NTB akan ditentukan oleh masyarakat sendiri. Salah memilih calon pasangan akan membuat masyarakat menderita selama lima tahun lamanya setelah pemilihan. Memilih menjadi pilihan wajib bagi masyarakat NTB untuk saat ini, karena kesempatan ini hanya sekali dalam lima tahun. Tidak ada kesempatan lagi setelah itu, karena untuk menghentikan kepemimpinan gubernur tanpa ada masalah yang sangat besar, sangat susah untuk digulingkan.
Dalam pemilihan gubernur kali ini ada empat calon pasangan, antara lain nomor urut 1 tuan guru bajang , urutan 2 SJP, urutan 3 Harun al-Rasyid, dan urutan 4 KH. Zulkifli. Tuan guru bajang mempunyai potensi besar karena ia adalah guburnur saat ini. Beberapa keberhasilannya dan ketenaran namanya menjadi modal besar sebagai pemenang. SJP sendiri mereka adalah politikus PKS yang saat ini juga sedang menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi NTB mempunyai peluang besar dikalangan pemilihnya yang loyal. Sedangkan Harun al-Rasyid sendiri dapat dianggap sebagai orang yang meletakkan dasar kemajuan NTB saat beliau memimpin dahulu, sepuluh tahun yang lalu. Dan KH. Zulkifli termasuk bupati yang sukses membawa Sumbawa Barat menuju titik kemajuan yang sangat signifikan dan bersaing dengan kabupaten lainnya.
Kekuatan para calon pasnagan gubernur NTB saat ini memang sangat kuat. semua calon gubernur dan wakil gubernur mempunyai latar belakang agama yang baik. Pasangan calon urut 1 tuan guru bajang tidak bisa diragukan lagi dalam masalah agama. Sebagai seorang pemuka agama, tuan guru, dan pimpinan nahdatul wathan (NW) pancor saat ini. Pasangan calon nomor urut 2 sendiri adalah orang yang konsisten dalam masalah agama, karena ia sendiri adalah kader PKS, dan PKS sendiri dikenal sebagai partai politik Islam dan mempunyai perkumpulan kajian yang solid dalam bentuk halaqah-halaqah. Urutan pasangan 3, memang calon gubernurnya bukan orang yang agamis, tapi beliau sangat memperhatikan masalah agama. Taruh saja seperti saat beliau menjabat dulu, daerah-daerah terpencil yang kondisi umat islamnya memperihatinkan mendapatkan bantuan pembangunan masjid dan mushalla. Begitu juga hubungannya sangat baik dengan para tuan guru dan pemuka agama. Yang sangat agamis adalah wakilnya, ia sendiri adalah orang Nahdahatul Watahan (NW) versi Anjani. Dan urut pasangan 4 sendiri adalah seorang kyai dan pimpinan pondok, sekaligus Bupati Sumbawa barat saat ini. Maka secara keilmuan agama tidak dapat diragukan lagi.
Semua calon gubernur dan wakil gubernur bagus. Masyarakat harus bisa menentukan siapa yang akan dipilih. Tidak hanya sekedar ikut-ikutan atau karena ajakan orang lain, tapi hati nurani tidak ingin memilihnya. Saya kira semua sepakat untuk memilih pemimpin yang tidak hanya sekedar agamis atau popular dan terkenal, tapi bagaimana ia mampu mengembangkan NTB menjadi provinsi yang dapat bersaing dengan provinsi lainnya. Tidak hanya sekedar memperkenalkan melalui pariwisata saja, tapi bagaimana potensi masyarkatnya juga dapat diberdayakan. Mereka yang menjadi petani perlu ditingkatkan penghasilannya dan peluang mereka bersaing, begitu juga dengan para nelayan yang sebagian besar pulau Lombok dikelilingi laut, dan anak-anak muda yang membutuhkan pendidikan terbaik perlu mendapat perhatian, tidak hanya sekedar untuk kepentingan keluarganya sendiri atau orang-orang yang “se-iman” dengan mereka saja.
Untuk itu nasib NTB ditentukan ditangan rakyat. Rakyat sudah sangat tahu karakter dari masing-masing calon pasangan. Kekurangan dan kelebihannya saat mereka menjadi penjabat publik. Jangan sampai dengan politik uang, masyarakat hanya menikmati kenikmatan sesaat saja, tapi kesengsaraan bertahun-tahun.
Semua orang juga harus berlaku jujur dalam proses pemilihan, dan saya kira setiap orang pasti mengerti dan paham apa yang harus dilakukan. Menang dan kalah adalah hal biasa dalam kompetisi, tidak mungkin semua menjadi pemenang. Seperti sebuah mobil, tidak mungkin semua akan menjadi sopir dalam waktu yang bersamaan. Memaksakan diri bahwa pasangan pilihan adalah orang yang berhak menjadi pemenang akan membuat diri tidak bisa menerima kekalahan. Dari empat calon pasangan, pasti hanya satu pasangan yang menjadi pemenang, tiga pasangan lainnya harus lega dengan kekalahan. Tidak berbuat anarkis dan mengajak simpatisan untuk anarkis. Karena kekerasan apa pun bentuknya tidak bisa ditolerir di mata hukum. Kalaupun ada ketidakpuasan dalam proses pemilihan, maka ada jalur hukum untuk menyelesaikannya.
Kita ingin menjadikan NTB sebagai provinsi yang aman dari sebagal anarkisme dan kekerasan lainnya. Jangan sampai tradisi kekerasan dalam setiap pemilihan terus menerus muncul, apalagi sampai merusak sarana dan prasarana publik, seperti pembakaran kantor KPU dan kantor Polisi di beberapa tempat lainnya. Mari NTB menjadi contoh dalam pemilihan pemimpin-pemimpin daerah. Maju NTB!.
Posting Komentar