Senin tanggal 12 Mei 2013 M lalu menjadi hari bersejarah bagi masyarakat NTB, karena hari itu adalah hari pemilihan gubernur dan wakil gubernur untuk masa periode 2013-2018. Dan keberuntungan itu berada di tangan TGB-Amin sebagai pemenang, setelah hasil hitungan cepat jauh mengungguli pasangan lainnya seperti KH. Zulkifli Muhadli, SJP, dan Harun al-Rasyid.
“Lanjutkan ikhtiar” sebagai selogan yang diusung oleh TGB-Amin manjur dan ampuh untuk memikat hati rakyat NTB, di luar aspek-aspek lain sebagai pengaruh lainnya. Jika dulu pada periode sebelumnya TGB mengusung slogan “baru”, karena sebagai pendatang baru dalam percaturan politik, ia dengan sukses sebagai pemenang. Saat ini, ia ingin melanjutkan apa yang sudah menjadi program-program sebelumnya sebagai sebuah ikhtiar bahwa apa yang belum tercapai dalam lima tahun ke depan dapat dicapai dan tuntas.
Memang TGB, sejak muncul dalam perpolitikan Nusa Tenggara Barat berada dalam keadaan yang tepat. Mulai dari perpecahan organisasi terbesar di NTB yaitu Nahdatul Wathan (NW), membuat TGB sebagai pemegang penerus kekuasan perguruan NW di Pancor dan NW secara umum. Walaupun ia masih tergolong masih sangat muda untuk menjadi seorang pemimpin besar, sehingga beliau disematkan padanya sebagai tuan guru bajang atau kyai yang masih sangat muda. Masyarakat NW yang begitu besar hampir di seluruh NTB, membuat ia mencalonkan diri sebagai anggota DPR dan sukses duduk di kursi DPR pusat. Dalam waktu yang bersamaan, saat pemilihan gubernur, ia juga berada di waktu yang sama. Di mana pesaing-pesaingnya kalah pamor dengan ketuanguruabajangannya, dan didukung oleh partai besar, ia dengan mudah menjadi pemenang.
Pada periode kedua juga, ia didukung partai-partai besar dan pamornya pun semakin besar. Orang-orang desa di pedalaman, hampir semua tahu tuan guru bajang, walaupun tidak pernah melihatnya. Sedangkan pasangan lainnya, hanya pada sebagian masyarakat saja, tidak merata mereka mengenalnya. Hanya mereka dikenal melalui partai dan suku yang digembargemborkan sebelum pemilihan. Dengan keadaan seperti itu, ia juga dengan mudah memenangkan pemilihan gubernur, dan keinginan untuk melanjutkan ikhtiar pun terwujud.
Beberapa ikhtiar yang ingin dilanjutkan TGB sepertinya antara lain:
Pengembangan sejuta sapi. Program ini memang belum menjadi program yang mempunyai dampak secara luas bagi masyarakat, apalagi dunia industri dan konsumsi masyarakat. Dalam konteks NTB saja masih hanya baru sebatas program yang program evaluasinya juga belum jelas, apalagi tingkat nasional, pemerintah sampai saat ini masih mengimpor daging sapi. Dan lebih parah lagi adalah kasus sapi menjadi kasus besar setelah tertangkapnya Ahmad Fatonah sebagai broker korupsi pengadaan daging sapi impor.
Keuntungan dari program sejuta sapi hanya pada beberapa orang yang berternak sapi secara berkelompok dan sarjana-sajrjana peternakan sebagai pendamping dari program tersebut. Namun, lagi sekali, tidak ada kejelasan tentang bagaimana hasilnya dan model pengembangannya agar menjadi keuntungan tersendiri bagi masyarakat secara luas dan pemerintah daerah yang telah mengeluarkan sejumlah uang untuk mereka.
Di sektor pertanian juga menajdi ikhtiar yang ingin dilanjutkan oleh TGB, di mana program pemberdayaan penanaman jagung, terutama di daerah bagian timur, di Sumbawa dan di Bima dapat ditingkatkan, sehingga dapat menajadi sektor yang dapat diandalkan untuk dikirim ke beberapa daerah dan bahkan untuk ekspor. Tapi lagi sekali, masyarakat masih belum terlalu percaya untuk dapat menanamnya secara optimal, masih hanya sebatas kebutuhan lokal yang terbatas. Untuk mengirim dalam jumlah banyak atau untuk ekspor diperlukan orang-orang yang mempunyai modal besar atau bulog untuk menampung mereka. Dan sampai sekarang pun ikhtar itu masih dalam program yang mudah-mudahan dapat cepat tercapai.
Tapi satu ikhtiar yang tidak terlihat dan terdengar dalam kampanye kemarin, tapi masyarakat sangat mengharapkan program itu dapat dilanjutkan dan rampung sampai akhir kepemimpinan TGB untuk periode keduanya yaitu pembangunan Islamic Center. Masyarakat sangat mengharapkan TGB untuk dapat terpilih kedua kalinya agar pembangunan Masjid Islamic Center Nusa Tenggara Barat dapat terus dilaksanakan dan selesai. Dan di bawah kepemimpinannya saja dapat dilanjutkan. Jika dipimpin oleh gubernur lain, belum tentu masuk dalam program selanjutnya. Sehingga pembangunan yang baru 30 % tersebut terancam tidak akan rampung-rampung selama bertahun-tahun. Memang itu belum terjadi, tapi itulah kekhawatiran dari masyarakat yang menginginkan Islamic Center dapat selesai dan berdiri kokoh dan menjadi ikon Nusa tengagra barat. Begitu juga harapan besar pada tuan guru di Lombok, dan sepertinya mereka memilih TGB dalam pemilihan pilgub pada hari senin yang lalu.
Mudah-mudahan tentunya ada ikhtiar-ikhtiar lain yang lebih signifikan untuk dapat dikembangkan demi kepentingan masyarakat NTB. Bisa dapat mengayomi semua kelompok dan golongan, tidak hanya melihat kelompok dan organisasinya saja. Besar harapan kita, semua dapat berjalan dengan baik untuk kepentingan NTB yang lebih baik. Amin. Wallahu a’lam
Posting Komentar