BERNARKAH CAHAYA BULAN, PANTULAN SINAR MATAHARI?



Siapakah yang dapat melihat matahari dengan mata telanjang bulat?. Tentu tidak seorang pun yang dapat melihatnya. Berbeda dengan Bulan, setiap orang dapat melihat dan menikmati keindahannya, apalagi saat bulan purnama. Saat itu bahkan dapat menjadi malam terindah bagi mereka yang di mabuk asmara. Berada di bawah naungan bulan purnama yang cantik, langit terang dengan awannya yang indah. Goresan kehitam-hitaman pada bulan pun memberikan tanda, seakan-akan ia melihat ke bumi. Cahaya bintang tidak terlihat dengan kepurnamaannya.

Pengetahuan kita akan matahari dan bulan serta bumi, sudah kita dapatkan semenjak di bangku sekolah dasar, dan bahkan mungkin saat taman kanak-kanak. Bahwa hanya matahari saja yang mempunyai sinar, sedangkan yang lainnya hanya mendapatkan pantulan cahaya dari matahari, termasuk bulan yang terlihat terang saat bulan purnama. Para penggiat agama pun meyakinkan bahwa bulan tidak punya sinar, hanya mempunyai cahaya yang dipantulkan matahari ke bulan. Dalam al-Qur’an sendiri disebutkan bahwa matahari adalah diya’ (lampu/ sumber cahaya) dan bulan adalah nur (cahaya). Jadi yang mempunyai sumber cahaya atau yang mempunyai sinar itu adalah matahari, sedangkan bulan hanya mempunyai cahaya. 

Pernyataan ilmiah tentang matahari menyinari bulan dan pemahaman terhadap teks al-Qur’an dalam agama Islam yang dipahami kaum yang menyakini akan kebenaran bulan hanya mempunyai cahaya dan tidak mempunyai sinar, sedikit berbeda dengan keadaan alamiah yang terjadi sehari-hari. Ada beberapa kejanggalan, walaupun masih hanya sebatas prasangka, belum pada tahap pembuktian dengan penelitian mendalam, seputar keberadaaan matahari mempunyai sinar dan bulan mempunyai cahaya dari sinar matahari. Kalau saya katakana untuk sementara, bahwa matahari mempunyai sinar sendiri dan bulan mempunyai sinar sendiri, begitu juga dengan bintang-bintang yang lain mempunyai sinar sendiri. Apakah anda setuju atau tidak?

Mari kita perhatikan beberapa fakta alamiah, bukan ilmiah dalam konteks penelitian. Coba kita perhatikan dan pikirkan bersama beberapa masalah berikut ini:

Pertama: Sudah maklum bagi setiap orang yang menggunakan penaggalan bulan. Besar dan kecilnya bulan menunjukkan besar dan kecilnya angka hari tersebut. Puncaknya adalah tanggal 14 atau 15, di mana bulan tampak sempurna. Mulai tanggal 1 terlihat kecil sampai tanggal 29 menjadi kecil lagi. Kenapa kita tidak pernah melihat matahari seperti sifat bulan. Matahari selalu sempurna bentuknya dari ia muncul sampai tenggelam dan pada setiap harinya. Tidak pernah kita temukan matahari terpotong dari kecil sampai mencapai puncak kesempurnaan. Hanya ada malam dan siang. Dengan ilustrasi saat malam hari, bumi tidak terkena sinar matahari, tapi terkena sinar bulan. Saat siang hari, bumi terkena sinar matahari dan tidak sinar bulan.

Kedua: Posisi bulan dan matahari berlawanan. Pada saat petang menjelang malam, matahari di sebelah barat sedangkan bulan di sebelah timur. Dan sebaliknya pada saat menjelang fajar, bulan berada di sebelah barat dan matahari muncul dari sebelah timur. Sedangkan Bumi berada pada porosnya berputar, sedangkan bulan posisinya mengitari bumi. Coba perhatikan!. Dari manakah sinar bulan saat menyinari bumi?. Sedangkan arahnya berlawanan.

Baiklah, untuk tidak membingungkan kita tentang sianr matahari dan bulan. Perhatikan gambar berikut ini:



Jika kita perhatikan dengan seksama gamar di atas, posisi matahari berada di porosnya dan bumi berada di tengah, sedangkan bulan mengitari bumi, sehingga dengan itu ia dapat menunjukkan besar dan kecilnya bulan pada setiap malamnya. Perhatikan posisi bulan saat bumi di siang hari, ia berada tepat di depan matahari. Kalau  posisinya seperti itu, maka pasti akan terjadi gerhana matahari, karena bulan menghalangi sinar matahari ke bumi. Begitu juga sebaliknya pada saat malam hari, bumi yang tertutup disinari oleh bulan. Bagimana mungkin matahari menyinari bulan, sedangkan posisi bulan tepat di posisi bumi yang tidak terkena matahari. Bumi sendiri lebih besar daripada bulan. Yang lebih besar saja tertutup, apalagi yang lebih kecil dan berada di belakang bumi.
Patut menjadi bahan pemikiran dan renungan kita bersama, karena Allah sendiri menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini untuk dipikirkan, direnungi, dan dicari untuk mencapai puncak pengakuan dan penghambaan kepada Allah. Berpikirlah pada apa yang diciptakan Allah dan bukan pada Allah sendiri.

Oleh karena itu, anggapan saya sementara bahwa bulan mempunyai sinar sendiri, begitu juga dengan matahari mempunyai sinar sendiri. Tapi sinar bulan tidak sebesar sinar matahari, di mana sinar tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. Jika diibaratkan dengan sebuah lampu bolham, ada lampu dengan kekuatan watt yang lebih tinggi sehingga sinar yang dikeluarkan pun terang. Tapi ada sinar lampu yang dengan tegangan watt lebih rendah dan bahkan sangat rendah, dan mengeluarkan sinar yang lebih redup. 

Semuanya tentunya masih perlu pembahasan, pemikiran, dan penelitian yang mendalam. Tidak ada salahnya kita mempertanyaan semua tentang apa yang ada di sekitar kita. Karena itulah fungsi kita sebagai manusia. Tidak ada kebenaran yang absolute, semuanya bisa berubah sesuai perkembangan pengetahuan manusia. Wallahu A’lam bi al Shawab

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama