AMPUNAN ALLAH DI SEPULUH PERTENGAHAN RAMADHAN



Tidak terasa kita sudah berada di hari ke delapan belas dari bulan Ramadhan. Artinya, separuh Ramadhan telah terlewati dengan begitu cepat. Padahal masih terasa dalam ingatan, baru beberapa hari saja rasanya kita menjalankan ibadah puasa. Perasaan cepat berlalunya Ramadhan menjadi pertanda berkah Allah begitu melimpah diberikan kepada umat manusia yang beriman. Berbeda dengan mereka yang tidak taat kepada Allah, berpuasa satu hari pun terasa bertahun-tahun, apalagi akan berpuasa selama sebulan penuh. Alhamdulillah, mudah-mudahan menjadi pertanda baik, sebagaimana yang dijanjikan Allah bagi mereka yang berpusa benar-benar karena Allah.

Sepuluh pertama dari bulan Ramadhan begitu terasa rahmat Allah subhanahu wata’ala kepada kita. Sehingga dari hari ke hari dapat dilalui dengan lancar dan tanpa putus asa. Rahmat yang kita rasakan menjadi sebuah nikmat tersendiri dalam menjalankan ibadah puasa. Bahkan kenikmatan berpuasa sebanding dengan nikmatnya seseorang melihat rabb-nya kelak di akhirat. Kenikmatan itu adalah kenikmatan saat berbuka puasa. Rasa lapar dan haus selama berjam-jam, hanya dengan seteguk air dan beberapa biji kurma, semua rasa lapar dan dahaga hilang begitu saja. Seakan-akan sudah makan dan minum sebelum berbuka.

Rahmat-rahmat Allah terus akan berjalan mengiringi puasa kaum muslimin. Di samping itu juga, saat rahmat-rahmat Allah tercermin dalam ibadah puasa seorang muslim dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan, serta ketaatan yang terus bertambah. Maka, Allah akan memberikan ampunan dosa bagi setiap kaum muslimin dari segala dosa yang pernah ia lakukan. Seperti air yang membersihkan kotoran debu dari lantai. Dan pada sepuluh pertengahan ini Allah memberikan ampunannya bagi siapa saja yang tahan banting dengan ujian-ujian pada sepuluh awal Ramadhan. Semakin ia memperbanyak ibadah, maka ampunan Allah akan semakin banyak. Seberapa saja dosa yang hamba bawa, Allah akan mengampuninya. Walapun ia dating dengan segunung dosa yang memnuhi langit dan bumi. Jika ia istiqomah menjalankan ibadah puasa dan amalan-amalan di dalamnya, maka sebesar itu juga pengampunan Allah padanya, bahkan lebih dari itu.

Jangan sampai, pertengahan Ramadhan ini membuat kita kendor untuk menjalankan amalan-amalan baik di bulan Ramadhan. Sebatas perbuatan baik yang dapat kita lakukan dan mampu untuk dijalankan. Tapi tentu tidak mengurangi kualitas ibadah kita pada awal-awal Ramadhan. Kalau itu yang terjadi, malah menjadi lebih buruk. Bagaimana semakin hari semakin bertambah amalan-amalan yang kita jalankan walaupun sedikit. Lebih baik melakukan sesuatu yang sedikit tapi rutin dan kontiyu daripada banyak tapi sekaligus. Tapi akan lebih baik lagi, banyak dan lebih berkualitas.

Ampunan Allah pada sepuluh pertengan Ramadhan ini tidak terbatas pada orang-orang tertentu saja. Semua orang bisa mendapatkan ampunan dari Allah dengan syarat dapat menjalankan amalan-amalan baik di bulan suci ini dan meninggalkan segala sesuatu yang berbau maksiat, kelalaian, perkataan kotor, dan segala kefujuran lainnya.

Sekurang-kurangnya memperbayak ucapan istigfar setiap saat sebagai dzikir harian, di samping membaca al-Qur’an. Dengan banyak beristigfar, maka pasti Allah akan mengampuni dosa-dosa kecil dan besar bagi yang Allah kehendaki. “Mintalah kepadaku, maka aku pasti akan mengabulkannya”, dalam sebuah ayat al-Qur’an. “Maka minta ampunlah kamu, karena sesungguhnya Dia Maha pengampun” dalam ayat yang lain.

Astagfirullah” adalah perkataan yang mudah untuk dilafazkan, tidak perlu tenaga banyak. Hanya saja perlu keikhlasan meminta ampun terhadap dosa yang dilakukan. Rasulullah sendiri, dalam setiap harinya tidak kurang dari 100 kali mengucapkan perkataan istigfar. Tidak perlu keras-keras untuk mengucapkannya, dengan hati pun sudah mencukupi, karena Allah maha mengetahui apa yang tampak dan apa yang tidak tampak dari perbuatan hambanya. Saat berdiri, duduk, berjalan, dapat kita mengucapkan istigfar. Jika kewalahan dengan jumlah bilangan istigfar, maka abaikan. Biarkan Allah yang memberikan ganjaran terhadap amalan yang kita lakukan. Apa yang dilakukan Rasulullah hanya sebatas paling tidak sejumlah itu orang melakukannya. Tapi selebihnya, terserah orang. Dapat mengucapkannya sampai beribu-ribu kali, itu akan lebih baik bagi dirinya.

Tidak ada bulan yang lebih baik untuk kita meminta ampun kecuali pada bulan Ramadhan ini. Karena semua amalan baik dan buruk, dilipatgandakan oleh Allah subhanahu wata’ala. Bulan untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya, untuk mengimbangi dosa-dosa kecil yang setiap hari kita lakukan. Atau bahkan dosa-dosa besar yang pernah kita lakukan.

Kalau di bulan Ramadhan ini, kita masih saja melakukan perbuatan dosa kecil maupun dosa besar, maka kita iringi dengan perbuatan baik. Insyallah dosa-dosa yang kita lakukan terhapus dengan kebaikan yang kita lakukan, “dan iringilah perbuatan maksiat dengan perbuatan baik (hasanah), maka ia akan menghapusnya”. Tapi tentu tidak secara kontiyu melakukan keburukan dan diiringi dengan kebaikan. Hanya saat kita khilaf dalam melakukan perbuatan dosa, bukan secara terus menerus dan disegaja untuk dilakukan. 

Mudah-mudahan, janji Allah subhanahu wata’ala untuk memberikan ampunan kepada kita di sepuluh pertengahan Ramadhan ini betul-betul didapatkan. Sehingga saat kita memasuki sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, kita bersih dari dosa dan noda kemaksitan. Dengan itu, kita menjadi orang-orang yang sudah siap menjadi penghuni syurga. Karena janji Allah memberikan pembebasan dari neraka bagi mereka yang sudah dibersihkan pada sepuluh pertengahan bulan Ramadhan, yaitu itqu min al nar (terbebas dari neraka). Amin, semoga kita mendapatkannya dan menjadi insane yang bertaqwa. Wallahu A’lam bi al shawab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama