Diantara hal yang mendorong melakukan ghibah adalah at tasyafi (melampiaskan kebencian di dalam hati), hal ini ketika terjadi sesuatu yang membuatnya marah terhadap seseorang. Karena sesungguhnya ketika muncul kemarahan, maka hatinya akan merasa puas ketika menyebutkan kejelekan-kejelekan orang yang di bencinya. Maka sudah menjadi watak lisan yang dengan mudah mengumpat jika memang tidak ada pengetahuan agama yang bisa menahan dan mencegahnya. Terkadang tidak melampiaskan kemarahan namun memendamnya di dalam hati sehingga menjadi dendam yang menancap, maka inipun akan selalu menjadi penyebab untuk menyebutkan kejelekan orang yang di dendamnya. Dendam dan kemarahan adalah di antara hal-hal yang sangat dominan membangkitkan untuk melakukan ghibah.
Diantara penyebabnya lagi adalah menyesuaikan teman-teman dan membantu mereka untuk menggunjing orang lain. Karena sesungguhnya ketika teman-temannya merasa senang membicarakan orang lain, kemudian ia merasa jika mengingkari mereka atau meninggalkan tempat ngerumpi tersebut, maka mereka akan merasa berat dan meninggalkannya, sehingga iapun mendukung mereka untuk menggunjing orang lain. Ia merasa bahwa hal ini termasuk dari bentuk setia kawan yang baik.
Terkadang teman-temannya marah dan membenci seseorang, maka iapun terpaksa ikut-ikutan marah dan membenci orang tersebut, karena untuk menampakkan rasa tenggang rasa di saat suka maupun duka, sehingga iapun tenggelam bersama teman-temannya untuk membicarakan kejelekan dan kesalahan orang lain.
Di antaranya lagi adalah berpura-pura dan berunggul-unggulan, hal ini adalah mengangkat diri sendiri dengan merendahkan orang lain. Diantaranya lagi adalah sifat dengki, yaitu dengki terhadap orang yang di puji-puji oleh orang banyak, di cintai dan di muliakan oleh mereka. Dia menginginkan hilangnya nikmat itu dari orang yang di dengki namun dia tidak mampu mencari cara selain menjelek-jelekkannya agar orang-orang tidak lagi memuji dan memuliakannya, karena sesungguhnya hal itu terasa berat di dalam hatinya.
Diantaranya lagi adalah bergurau, bercanda dan menghabiskan waktu dengan tertawa, sehingga dia akan menyebutkan kejelekan-kejelekan orang lain dengan hal-hal yang bisa membuat orang-orang tertawa dengan cara menceritakan atau membuat heran. Diantaranya lagi adalah mentertawakan dan merendahkan untuk menghina orang lain. Sumber dari sikap ini adalah kesombongan dan menganggap bodoh orang yang di tertawakannya.
Adalagi penyebab-penyebab ghibah yang sangat samar yang merupakan hal-hal yang di gunakan perangkap oleh syetan, yaitu ketika seseorang menyebutkan nama orang lain karena heran, belas kasih atau marah karena Allah Swt. Semisal ia mengatakan “aku heran terhadap si fulan, kenapa dia duduk di hadap si fulan _yang lain_ padahal dia adalah orang bodoh”, keheranannya ini termasuk bentuk mungkar karena dia terang-terangan menyebutkan si fulan. Atau semisal ia mengatakan, “orang miskin ini adalah fulan, aku prihatin terhadap keadaan dan cobaan yang menimpanya.” Dan memang ia mengatakan hal ini karena benar-benar merasa prihatin.
Begitu juga ketika dia marah terhadap kemungkaran yang di lakukan seseorang. Lalu dia menampakkan kemarahan dengan menyebut nama pelakunya. Seharusnya yang wajib di lakukan dalam hal-hal ini adalah menyembunyikan nama pelakunya dan tidak menampakkan kepada orang lain. Tidak ada alasan di perkenankan menyebutkan nama si pelaku saat marah terhadap kemungkaran yang di lakukannya.
(Sumber : BEKAL DAKWAH AL-GHOZALI jilid 2)
Baca juga artikel kami lainnya : Tugas Nabi Muhammad
Diantara penyebabnya lagi adalah menyesuaikan teman-teman dan membantu mereka untuk menggunjing orang lain. Karena sesungguhnya ketika teman-temannya merasa senang membicarakan orang lain, kemudian ia merasa jika mengingkari mereka atau meninggalkan tempat ngerumpi tersebut, maka mereka akan merasa berat dan meninggalkannya, sehingga iapun mendukung mereka untuk menggunjing orang lain. Ia merasa bahwa hal ini termasuk dari bentuk setia kawan yang baik.
Terkadang teman-temannya marah dan membenci seseorang, maka iapun terpaksa ikut-ikutan marah dan membenci orang tersebut, karena untuk menampakkan rasa tenggang rasa di saat suka maupun duka, sehingga iapun tenggelam bersama teman-temannya untuk membicarakan kejelekan dan kesalahan orang lain.
Di antaranya lagi adalah berpura-pura dan berunggul-unggulan, hal ini adalah mengangkat diri sendiri dengan merendahkan orang lain. Diantaranya lagi adalah sifat dengki, yaitu dengki terhadap orang yang di puji-puji oleh orang banyak, di cintai dan di muliakan oleh mereka. Dia menginginkan hilangnya nikmat itu dari orang yang di dengki namun dia tidak mampu mencari cara selain menjelek-jelekkannya agar orang-orang tidak lagi memuji dan memuliakannya, karena sesungguhnya hal itu terasa berat di dalam hatinya.
Diantaranya lagi adalah bergurau, bercanda dan menghabiskan waktu dengan tertawa, sehingga dia akan menyebutkan kejelekan-kejelekan orang lain dengan hal-hal yang bisa membuat orang-orang tertawa dengan cara menceritakan atau membuat heran. Diantaranya lagi adalah mentertawakan dan merendahkan untuk menghina orang lain. Sumber dari sikap ini adalah kesombongan dan menganggap bodoh orang yang di tertawakannya.
Adalagi penyebab-penyebab ghibah yang sangat samar yang merupakan hal-hal yang di gunakan perangkap oleh syetan, yaitu ketika seseorang menyebutkan nama orang lain karena heran, belas kasih atau marah karena Allah Swt. Semisal ia mengatakan “aku heran terhadap si fulan, kenapa dia duduk di hadap si fulan _yang lain_ padahal dia adalah orang bodoh”, keheranannya ini termasuk bentuk mungkar karena dia terang-terangan menyebutkan si fulan. Atau semisal ia mengatakan, “orang miskin ini adalah fulan, aku prihatin terhadap keadaan dan cobaan yang menimpanya.” Dan memang ia mengatakan hal ini karena benar-benar merasa prihatin.
Begitu juga ketika dia marah terhadap kemungkaran yang di lakukan seseorang. Lalu dia menampakkan kemarahan dengan menyebut nama pelakunya. Seharusnya yang wajib di lakukan dalam hal-hal ini adalah menyembunyikan nama pelakunya dan tidak menampakkan kepada orang lain. Tidak ada alasan di perkenankan menyebutkan nama si pelaku saat marah terhadap kemungkaran yang di lakukannya.
(Sumber : BEKAL DAKWAH AL-GHOZALI jilid 2)
Baca juga artikel kami lainnya : Tugas Nabi Muhammad
Posting Komentar