BAB QISMAH (MEMBAGI HAK)

(Fasal) menjelaskan hukum-hukum al qismah.

(فَصْلٌ) فِيْ أَحْكَامِ (الْقِسْمَةِ)
Al qismah dengan dibaca kasrah huruf qafnya adalah nama yang diambil dari kata “qasama asy syai’a qasman (seseorang membagi sesuatu secara benar)” dengan membaca fathah hurus qafnya.

وَهِيَ بِكَسْرِ الْقَافِ الْاِسْمُ مِنْ قَسَمَ الشَّيْئَ قَسْمًا بِفَتْحِ الْقَافِ
Dan secara syara’ adalah memisahkan sebagian dari beberapa bagian dari bagian yang lain dengan cara yang akan dijelaaskan.
وَشَرْعًا تَمْيِيْزُ بَعْضِ الْأَنْصِبَاءِ مِنْ بَعْضٍ بِالطَّرِيْقِ الْآتِيْ


Syarat Al Qasim (Pembagi)

Al qasim (orang yang membagi) yang diangkat oleh qadli harus memenuhi tujuh syarat. Dalam sebagian redaksi menggunakan bahasa, “ila sab’in.”

(وَيَفْتَقِرُ الْقَاسِمُ) الْمَنْصُوْبُ مِنْ جِهَّةِ الْقَاضِيْ (إِلَى سَبْعَةٍ) وَفِيْ بَعْضِ النُّسَخِ إِلَى سَبْعِ (شَرَائِطَ
Yaitu islam, baligh, berakal, merdeka, laki-laki, adil, dan pandai berhitung.

الْإِسْلَامِ وَالْبُلُوْغِ وَالْعَقْلِ وَالْحُرِّيَّةِ وَالذُّكُوْرِيَّةِ وَالْعَدَالَةِ وَالْحِسَابِ)
Sehingga, orang yang memiliki sifat-sifat yang sebaliknya, maka ia tidak bisa menjadi al qasim.

فَمَنِ اتَّصَفَ بِضِدِّ ذَلِكَ لَمْ يَكُنْ قَاسِمًا
Sedangkan ketika al qasim tidak diangkat dari pihak qadli, maka mushannif memberi isyarah dengan perkataan beliau,
وَأَمَّا إِذَا لَمْ يَكُنِ الْقَاسِمُ مَنْصُوْبًا مِنْ جِهَّةِ الْقَاضِيْ فَقَدْ أَشَارَ الْمُصَنِّفُ بِقَوْلِهِ.    
Kemudian, jika dua syarik (orang yang bersekutu) rela, dalam sebagian redaksi, “jika keduanya rela” dengan orang yang akan membagi harta yang disekutukan di antara keduanya, maka al qasim seperti ini tidak membutuhkan pada hal tersebut, maksudnya syarat-syarat yang telah dijelaskan.
(فَإِنْ تَرَاضَى) وَفِيْ بَعْضِ النُّسَخِ فَإِنْ تَرَاضَيَا (الشَّرِيْكَانِ بِمَنْ يَقْسِمُ بَيْنَهُمَا) الْمَالَ الْمُشْتَرَكَ (لَمْ يَفْتَقِرْ) فِيْ هَذَا الْقَاسِمِ (إِلَى ذَلِكَ) أَيْ إِلَى الشُّرُوْطِ السَّابِقَةِ

Pembagian Al Qismah

Ketahuilah sesunguhnya al qismah ada tiga macam :
وَاعْلَمْ أَنَّ الْقِسْمَةَ عَلَى ثَلَاثَةِ أَنْوَاعٍ
Salah satunya al qismah bil ajza’ (membagi dengan berjuz-juz), dan disebut dengan qismah al mutasyabihat (membagi beberapa perkara yang serupa) seperti membagi barang-barang mitsl (barang-barang yang ada sesamanya) berupa biji-bijian dan yang lainnya.
أَحَدُهَا الْقِسْمَةُ بِالْأَجْزَاءِ وَتُسَمَّى قِسْمَةَ الْمُتَشَابِهَاتِ كَقِسْمَةِ الْمِثْلِيَاتِ مِنْ حُبُوْبٍ وَغَيْرِهَا
Maka bagian-bagiannya dijuz-juz dengan takaran pada permasalahan barang yang ditakar, dengan timbangan pada barang yang ditimbang, dan dengan ukuran pada barang yang diukur.
فَتُجَزَّأُ الْأَنْصِبَاءُ كَيْلًا فِيْ مَكِيْلٍ وَوَزْنًا فِيْ مَوْزُوْنٍ وَذَرْعًا فِيْ مَذْرُوْعٍ
Kemudian setelah itu dilakukan pengundian di antara bagian-bagian tersebut, agar supaya masing-masing dari orang-orang yang bersekutu memiliki bagian-bagian tertentu.
ثُمَّ بَعْدَ ذَلِكَ يُقْرَعُ بَيْنَ الْأَنْصِبَاءِ لِيَتَعَيَّنَ لِكُلِّ نَصِيْبٍ مِنْهَا وَاحِدٌ مِنَ الشُّرَكَاءِ


Tata Cara Mengundi

Tata cara pengundian adalah diambilkan tiga kertas yang ukurannya sama.
وَكَيْفِيَةُ الْإِقْرَاعِ أَنْ تُؤْخَذَ ثَلَاثُ رِقَاعٍ مُتَسَاوِيَةٌ
Pada masing-masing kertas tersebut ditulis nama salah satu dari orang-orang yang bersekutu atau satu juz dari juz-juz tersebut yang dibedakan dari juz-juz yang lain.

وَيُكْتَبُ فِيْ كُلِّ رِقْعَةٍ مِنْهَا اسْمُ شَرِيْكٍ مِنَ الشُّرَكَاءِ أَوْ جُزْءٌ مِنَ الْأَجْزَاءِ مُمَيَّزٌ عَنْ غَيْرِهِ مِنْهَا
Kertas-kertas tersebut dimasukkan kedalam beberapa kendi yang berukuran sama semisal terbuat dari tanah liat yang sudah dikeringkan.
وَتُدْرَجُ تِلْكَ الرِّقَاعُ فِيْ بَنَادِقَ مُتَسَاوِيَةٍ مِنْ طِيْنٍ مَثَلًا بَعْدَ تَجْفِيْفِهِ
Kemudian kendi-kendi itu diletakkan dipangkuan orang yang tidak ikut dalam penulisan dan memasukkan tulisan itu ke dalam kendi.

ثُمَّ تُوْضَعُ فِيْ حِجْرِ مَنْ لَمْ يَحْضُرِ الْكِتَابَةَ وَالْإِدْرَاجَ
Kemudian orang yang tidak mengikuti keduanya mengeluarkan satu kertas dan diletakkan di juz pertama dari juz-juz tersebut jika yang ditulis dikertas adalah nama-nama orang yang bersekutu seperti Zaid, Bakar dan Khalid.
ثُمَّ يُخْرِجُ مَنْ لَمْ يَحْضُرْهُمَا رِقْعَةً عَلَى الْجُزْءِ الْأَوَّلِ مِنْ تِلْكَ الْأَجْزَاءِ إِنْ كُتِبَتْ أَسْمَاءُ الشُّرَكَاءِ فِيْ الرِّقَاعِ كَزَيْدٍ وَبَكْرٍ وَخَالِدٍ
Kemudian juz tersebut diberikan kepada orang yang namanya tercantum pada kertas yang dikeluarkan.
فَيُعْطَى مَنْ خَرَجَ اسْمُهُ فِيْ تِلْكَ الرِّقْعَةِ
Kemudian ia mengeluarkan kertas selanjutnya dan meletakkan pada bagian yang bersebelahan dengan bagian yang pertama.

ثُمَّ يُخْرِجُ رِقْعَةً أُخْرَى عَلَى الْجُزْءِ الَّذِيْ يَلِيْ الْجُزْءَ الْأَوَّلَ مِنْ تِلْكَ الْأَجْزَاءِ
Kemudian juz tersebut diberikan kepada orang yang namanya tercantum di kertas yang kedua ini.

فَيُعْطَى مَنْ خَرَجَ اسْمُهُ فِيْ الرِّقْعَةِ الثَّانِيَةِ
Dan untuk juz yang terakhir tertentu pada orang yang ke tiga jika memang yang bersekutu adalah tiga orang.

وَيَتَعَيَّنُ الْجُزْءُ الْبَاقِيْ لِلثَّالِثِ إِنْ كَانَتْ لِلشُّرَكَاءِ ثَلَاثَةٌ
Atau orang yang tidak hadir saat penulisan dan memasukkan ke dalam kendi, mengeluarkan kertas dan meletakkan di namanya Zaid semisal, jika yang ditulis di kertas-kertas tersebut adalah juz-juz dari bagian-bagian itu.

أَوْ يُخْرِجُ مَنْ لَمْ يَحْضُرِ الْكِتَابَةَ وَالْإِدْرَاجَ رِقْعَةً عَلَى اسْمِ زَيْدٍ مَثَلًا إِنْ كُتِبَتْ فِيْ الرِّقَاعِ أَجْزَاءُ الْأَنْصِبَاءِ
Kemudian kertas kedua diletakkan pada namanya Khalid, dan untuk juz yang terakhir tertentu bagi orang yang ke tiga.

ثُمَّ عَلَى اسْمِ خَالِدٍ وَيَتَعَيَّنُ الْجُزْءُ الْبَاقِيْ لِلثَّالِثِ
Macam yang ke dua adalah al qismah bit ta’dil lis siham (membagi dengan membandingkan di antara bagian-bagian), yaitu membandingkan bagian-bagian tersebut dengan harga.
النَّوْعُ الثَّانِيْ الْقِسْمَةُ بِالتَّعْدِيْلِ لِلسِّهَامِ وَهِيَ الْأَنْصِبَاءُ بِالْقِيْمَةِ
Seperti tanah yang bagian-bagiannya harganya tidak sama sebab subur atau dekat dengan air sedangkan bagian tanah tersebut di antara keduanya adalah separuh separuh.
كَأَرْضٍ تَخْتَلِفُ قِيْمَةُ أَجْزَائِهَا بِقُوَّةِ إِنْبَاتٍ أَوْ قُرْبِ مَاءٍ وَتَكُوْنُ الْأَرْضُ بَيْنَهُمَا نِصْفَيْنِ
Semisal karena bagusnya, sepertiga tanah membandingi dua sepertiga dari tanah tersebut.

وَيُسَاوِيْ ثُلُثُ الْأَرْضِ مَثَلًا لِجُوْدَتِهِ ثُلُثَيْهَا
Maka sepertiga dijadikan satu bagian dan dua sepertiganya dijadikan satu bagian lagi.

فَيُجْعَلُ الثُّلُثُ سَهْمًا وَالثُّلُثَانِ سَهْمًا
Pada bentuk pembagian ini dan pembagian sebelumnya cukup dilakukan oleh satu al qasim.

وَيَكْفِيْ فِيْ هَذَا النَّوْعِ وَالَّذِيْ قَبْلَهُ قَاسِمٌ وَاحِدٌ
Macam yang ketiga adalah al qismah bi ar rad (membagi dengan cara mengembalikan).
النَّوْعُ الثَّالِثُ الْقِسْمَةُ بِالرَّدِّ
Dengan gambaran semisal di salah satu bagian tanah yang disekutukan terdapat sumur atau pohon yang tidak mungkin dibagi.

بِأَنْ يَكُوْنَ فِيْ أَحَدِ جَانِبَيِ الْأَرْضِ الْمُشْتَرَكَةِ بِئْرٌ أَوْ شَجَرٌ مَثَلًا لَمْ يُمْكِنْ قِسْمَتُهُ
Maka orang yang telah mendapatkan bagian -yang ada sumur atau pohonnya- dengan undian harus memberikan bagian dari harga masing-masing dari sumur atau pohon pada contoh yang telah disebutkan.
فَيَرُدُّ مَنْ يَأْخُذُ بِالْقِسْمَةِ الَّتِيْ أَخْرَجَتْهَا الْقُرْعَةُ قِسْطَ قِيْمَةِ كُلٍّ مِنَ الْبِئْرِ أَوِ الشَّجَرِ فِيْ الْمِثَالِ الْمَذْكُوْرِ
Sehingga, seandainya harga masing-masing dari sumur dan pohon tersebut adalah seribu dan ia memiliki bagian separuh dari tanah, maka orang yang mengambil tanah yang ditempati sumur atau pohon tersebut harus memberikan lima ratus pada orang yang bersekutu dengannya.
فَلَوْ كَانَتْ قِيْمَةُ كُلٍّ مِنَ الْبِئْرِ وَالشَّجَرِ أَلْفًا وَلَهُ النِّصْفُ مِنَ الْأَرْضِ رَدَّ الْآخِذُ مَا فِيْهِ ذَلِكَ خَمْسَمِائَةٍ
Pada bentuk pembagian ini harus dilakukan oleh dua orang al qasim sebagaimana yang diungkapkan oleh mushannif,

وَلَا بُدَّ فِيْ هَذَا النَّوْعِ مِنْ قَاسِمَيْنِ كَمَا قَالَ.
Jika dalam proses pembagian terdapat pengkalkulasian harga, maka dalam pembagian harta tersebut tidak bisa dilakukan oleh kurang dari dua orang.

(وَإِنْ كَانَ فِيْ الْقِسْمَةِ تَقْوِيْمٌ لَمْ يُقْتَصَرْ فِيْهِ) أَيْ فِيْ الْمَالِ الْمَقْسُوْمِ (عَلَى أَقَلَّ مِنِ اثْنَيْنِ)
Hal ini jika qasimnya bukan hakim dalam masalah pengkalkulasian yang didasarkan dengan pengetahuannya.
وَهَذَا إِنْ لَمْ يَكُنِ الْقَاسِمُ حَاكِمًا فِيْ التَّقْوِيْمِ بِمَعْرِفَتِهِ
Sehingga, jika ia adalah seorang hakim dalam pengkalkulasian yang berdasarkan pada pengetahuannya, maka hal itu sama seperti putusan hukum yang didasarkan dengan pengetahuannya, dan menurut pendapat al ashah boleh memutuskan hukum berdasarkan dengan pengetahuan sang hakim.
فَإِنْ حَكَمَ فِيْ التَّقْوِيْمِ بِمَعْرِفَتِهِ فَهُوَ كَقَضَائِهِ بِعِلْمِهِ وَالْأَصَحُّ جَوَازُهُ بِعِلْمِهِ
Ketika salah satu dari dua orang yang bersekutu mengajak yang lainnya untuk membagi barang yang tidak berdampak negatif jika dibagi, maka bagi yang lainnya wajib menuruti permintaan untuk membagi tersebut.
(وَإِذَا دَعَا أَحَدُ الشَّرِيْكَيْنِ شَرِيْكَهُ إِلَى قِسْمَةِ مَا لَا ضَرَرَ فِيْهِ لَزِمَ) الشَّرِيْكَ (الْآخَرَ إِجَابَتُهُ) إِلَى الْقِسْمَةِ
Sedangkan barang yang ada dampak negatifnya jika dibagi seperti kamar mandi yang tidak mungkin dijadikan dua kamar mandi, ketika salah satu dari orang-orang yang bersukutu meminta untuk membaginya dan yang lainnya tidak mau, maka orang orang yang meminta untuk dibagi tidak dituruti menurut pendapat al ashah.
أَمَّا الَّذِيْ فِيْ قِسْمَتِهِ ضَرَرٌ كَحَمَّامٍ لَا يُمْكِنُ جَعْلُهُ حَمَّامَيْنِ إِذَا طَلَبَ أَحَدُ الشُّرَكَاءِ قِسْمَتَهُ وَامْتَنَعَ الْآخَرُ فَلَا يُجَابُ طَالِبُ قِسْمَتِهِ فِيْ الْأَصَحِّ.

(Sumber : Kitab Fathul Qorib)

Baca juga artikel kami lainnya :  Arti Kafir

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama