METODOLOGI PENELITIAN; PERTANYAAN PENELITIAN ATAU RUMUSAN MASALAH

Bertanya dalam kehidupan sehari-hari adalah hal biasa yang kita lakukan. Bertanya tentunya untuk mendapatkan jawaban dari orang yang kita ajak bicara. Berbagai macam pertanyaan akan mendapatkan jawaban sesuai dengan pertanyaan. Sehingga jawaban-jawaban sesuai dengan pertanyaan  yang dilontarkan oleh seseorang. Bisa jadi satu satu tema, tapi pada saat pertanyaannya berbeda, maka jawabannya pun akan berbeda.

Jika dalam keseharian kita selalu bertanya dan mendapatkan jawaban seusia dengan apa yang kita inginkan. Begitu juga dengan pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian, ia juga sesuai dengan pertanyaannya. Jika pertanyaannya A, maka jawabannya pun akan A, begitu seterusnya. Jadi dalam penelitian juga tidak sembarang dalam membuat pertanyaan besar untuk menjawab permasalahan yang kita angkat ke permukaan untuk diselesaikan.

Dalam penelitian ilmiah, perkembangan ilmu pengetahuan tentang penelitian berbagai obyek berkembang pesat. Tidak seperti dulu hanya melihat cara menyimpulkan dari hasil penelitian saja menjadi induktif dan deduktif. Terutama pengetahuan social, perkembangan ilmu dan kajian ilmunya berkembang pesat, terutama pendidikan. Ia adalah bagian dari interaksi social antara pendidik dan peserta didik, di mana hubungan social sangat kental. Kajian keilmuan social pun sangat kental dalam dunia pendidikan, baik interaksi social, budaya sekolahnya, bahasa percakapan, hubungan emosial dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, saya lebih cenderung melihat dunia pendidikan sebagai dunia social yang interpretif dengan hubungan interaksi simbolik, bukan hanya sekedar hubungan sebab akibat. Karena berpikir secara positivistic ini yang membuat dunia pendidikan kita menjadi caru marut dan tidak beretika. Artinya dunia pendidikan lebih dilihat secara structural saja, sehingga satu dengan yang lainnya adalah penyebab yang ada di atasnya atau di bawahnya.

Pertanyaan penelitian yang menjadi kajian pada tulisan ini adalah pertanyaan penelitian untuk penelitian kualitatif. Karena pertanyaan penelitian kuantitatif sudah sangat jelas, kalau tidak pertanyaan sebab akibat, korelasi, perbandingan, atau pertanyaan yang membutuhkan dua jawaban saja. Pertanyaan seperti, apakah pengaruh, apa korelasi, atau bagaimana perbandingan. Sudah dapat ditebak itu adalah pertanyaan penelitian kantitatif. Yang sering menjadi permasalahan adalah pertanyaan yang membutuhkan dua jawaban saja, sering dianggap sebagai pertanyaan penelitian kualitatif. Contoh seperti pertanyaan, bagaimana efektivitas, bagaimana peranan, dan pertanyaan yang semisal dengan itu dan membutuhkan jawaban dua saja. Kalau pertanyaan di atas jawabannya ada dua saja. Pertama, mempunyai peranan atau tidak dan efektif atau tidak efektif. Pertanyaan-pertanyaan sejenis dengan itu semuanya adalah pertanyaan penelitian kuantitatif dan bukan kualitatif.

Lalu bagaimanakah cara membuat pertanyaan-pertanyaan untuk penelitian kualitatif yang baik dan sesuai dengan kaidah penelitian ilmiah dan pengetahuan. Secara garis besar, ada dua cara yang dapat dilakukan untuk membuat pertanyaan-pertanyaan penelitian kualitatif.

Pertanyaan Filsafat (Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi)
Pertanyaan dengan kaidah filsafat mulai dari ontology, epsitemologi, dan aksiologi. Pertanyaan penelitian dengan menggunakan kajian filsafat ini adalah cara yang umum dilakukan karena pada dasarnya pengetahuan dikonstruk dengan tiga pertanyaan ini.

Pertanyaan ontologi secara sederhana adalah pertanyaan tentang sesuatu yang menjadi kajian. Apa kajian yang yang diteliti atau thing-nya atau wujudnya Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan dan menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.. Semua penelitian secara sederhana harus mencari terlebih dulu pokok kajian yang diteliti. Karena tidak mungkin sesuatu itu ada begitu saja tanpa ada wujudnya yang dikaji. Untuk itu, pada pertanyaan ontology biasanya sifatnya masih mencari dengan pertanyaan ‘apa’. Dengan pertanyaan ‘apa’ sesuatu yang menjadi kajian dapat ditelusuri dan dicari secara menyeluruh.

Sedangkan pertanyaan epistemologi adalah pertanyaan yang memuat tentang bahan kajian tersebut dapat dipelajari, diraih, dikonstruksi menjadi pengetahuan atau tidak.Pada epistemology dari bahan yang sudah ada apakah diambil dan didapatkan secara empiris, rasionalis, fenomena dan intuisi. Semuanya harus dapat dicapai oleh indera dan pengetahuan manusia. Pada pertanyaan epistemologi biasanya diwakili dengan pertanyaan ‘bagaimana’. Pertanyaan bagaimana adalah cara untuk mengeksplor tentang bahan kajian tersebut dapat dicari dan dikonstruksi atau tidak. Atau bagaimana bahan kajian itu dipraktikkan dan dilakukan pada subyek yang menjadi penelitian.

Adapun pertanyaan aksiologi adalah pertanyaan untuk menelusuri apakah bahan kajian yang dapat diterapkan dipakai itu dapat bermanfaat bagi pengetahuan dan masyarakat. Pada pertanyaan aksiologi dapat diwakili dengan pertanyaan ‘bagaiamana’ dan pertanyaan ‘mengapa’. Pertanyaan ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ menuntut seseorang yang ditanya untuk menjawab ‘reason’nya, tidak hanya sekedar mengetahui. Atau ada tuntutan untuk memahami lebih mendalam tentang kebermanfaatannya tidak hanya sekedar menhetahuinya saja.

Pertanyaan dengan pendekatan filsafat ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus, kajian teks, hemeneutika, grounded theory, penelitian tokoh dan penelitian sejarah.

Pertanyaan Pendekatan Penelitian
Selain pertanyaan penelitian dengan menggunakan pertanyaan filsafat. Pertanyaan yang dapat dipakai adalah pertanyaan dengan menggunakan pendekatan penelitian, seperti penelitian etnografi, etnometodologi, fenomenologi, penelitian Bahasa, penelitian ekonomi, dan lain sebagainya.

Pada dasarnya, setiap pendekatan mempunyai cara tersendiri untuk mempertanyakkan peneltian yang dilakukan. Antara penelitian yang berbasis etnografi akan berbeda dengan penelitian etnometodologi. Jika etnografi mempertayakkan masalah konstruk budaya, nilai budaya, struktur budaya. Maka pada penelitian etnometodologi lebih mempertanyakkan masalah hubungan personal antara satu orang dengan orang lain dari sisi psikologi. Tidak mempertanyaakkan kontruk budaya, tapi bagaimana hubungan dia dengan orang lain dalam mempraktekkan budaya tersebut. Begitu juga dengan pendekatan-pendektan penelitian lainnya.


Coba dibandingkan dengan berbagai macam pendekatan-pendekatan yang ada dalam penelitian kualitatif.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama