SEJARAH KEWAJIBAN PUASA RAMADHAN


Sebagaimana sudah dijelaskan tentang keutamaan-keutaman puasa dan keutamaan puasa di Bulan Ramadhan. Allah subhanahu wata’la mewajibkan kaum muslimin untuk berpuasa di bulan suci Ramadhan selama satu bulan penuh. Memang mengekang hawa nafsu dan hal-hal yan mendorong diri pada perbuatan buruk sangat sulit.


Kewajiban pusa bulan suci Ramadhan Allah wajibkan pada akhir dari tahun kedua hijriah, di mana pada saat kaum muslimin hatinya sudah mantap atas tauhid dan syiar agama Allah sudah meluas. Puasa diwajibkan dengan bertahap, dimulia dengan memberikan pilihan untuk berpuasa sambil memberikan motiasi. Karena para sahabat Nabi sallahu alahi wa sallam begitu sangat susah/berat untuk menjalankannya. Mereka ada yang tidak ingin berpuasa, cukup dengan membayar fidyah sehingga makan dan minum. Akhirnya Allah subhanahu wata’la berfirman

وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: “ dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Allah subhanahu wata’la sudah menurunkan ayat yang berikutnya kemudian dinasakh ayat sebelumnya dan tidak ada lagi pilihan, puasa atau membayar fidyah. Dalam keadaan tertentu masih berlaku, hanya takhyirnya yang ditiadakan sebagaimana dalam riwayat Abdullah bin umar dan salamah bin al akwa’ semoga Allah merodoi mereka bedua berkata, “ ayat dinasakh dengan firman Allah:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya:  (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Dalam riwayat lain dari Ibnu Abi Laila berkata, diceritakan oleh sahabat Nabi sallau alahi wa sallam, “ Ramadhan turun, mereke kemudian merasa susah,  mereka yan dapat memberikan makan orang miskin setiap hari, mereka meninggalkan puasa, dan diberikan rukhsah (keringan) bagi mereka, kemudian dinasakh “ wa antasumu Khairan lakum”, mereka kemudian diperintahkan untuk berpuasa”.

Akhirnya kemudian puasa ramadhan menjadi kewajiban yang mesti dilaksanakan setiap bulan Ramadhan. Puasa juga menadi pondasi Islam dan ia termasuk rukun dan rukun-rukun Islam. Sebagaimana sabda Rasulullah sahllahu alaihi wa sallam” Islam dibangun atas lima dasar, shahadah la ilaha illaAllah dan sahadah Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menuanikan zakat, ibadah haji, dan puasa bulan Ramadhan.


(disarikan dari Kitab Sifatu Saumi al-Nabi fi Ramadhan, Salim bin Aid al Hilali dan Ali Hasan Ali Abdul Hamid)
 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama