KONTROVERSI KONSER LADY GAGA


Minggu-minggu ini semua orang dan media sibuk memperbincangkan soal penyanyi dari Amerika Lady Gaga yang akan menggelar konser di Jakarta Indonesia. Konser yang akan dilakukan pun menuai penolakan dari beberapa elemen masyarakat yang menganggap bahwa mendatangkan Lady Gaga ke Indonesia sama artinya meginjak-injak harga diri ummat Islam Indonesia dan rakyat Indonesia sendiri. Pasalnya Lady Gaga dianggap penampilannya tidak sesuai dengan norma agama dan adat ketimuran dan Indonesia sendiri.
Dari beberapa cuplikan penampilannya kosner di Amerika, Lady Gaga memperlihatkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma bangsa Indonesia yang masih memegang teguh akan kehormatan diri. Di mana Lady Gaga dengan terang-terangan saat konser membuka bagian dada dan vitalnya, dan bahkan berinteraksi dengan para penonton. Tidak hanya itu saja dari perilaku yang diperlihatkan oleh Lady Gaga, dia dianggap sebagai penyembah setan dengan ritual-ritual yang tidak lazim dalam beberapa agama. Seperti saat pergelaran oscar, Lady Gaga menggunakan pakaian dari daging yang masih mentah, tata cara berpakaian saat konser pun mirip seperti penyembah setan.
Sejak awal isu keinginan beberapa promotor mendatangkan Lady Gaga ke Indoensia telah ditentang oleh Front Pembela Islam (FPI), tapi tuntutan penolakan tidak ditanggapi oleh mereka yang berkepentingan, begitu juga dengan aparat. Mereka terlihat santai saja sampai pada hari ini, di mana tiket untuk konser Lady Gaga sudah habis terjual dan bahkan ada yang tidak kebahagian tiket. Puncaknya beberapa ormas dan MUI telah mengeluarkan fatwa haram menonton konser Lady Gaga.
Ketidaksetujuan beberapa ormas Islam membuat aparat keamanan kemudian mempertimbangkan memberi izin konser Lady Gaga dan bahkan secara resmi polisi tidak memberikan izin. Sikap polisi ini pun ditanggapi reaksi keras dari promotor, karena mereka telah menjual habis tiket untuk konser, kalau dibatalkan tentu promotor akan rugi besar, di mana harus menanggung semua biaya persiapan dan pengembalian tiket konser kepada penonton yang telah terlanjur membeli tiket. Melihat keadaan seperti itu pun beberapa seniman dan politikus angkat bicara soal pembatalan tersebut. mereka menganggap bahwa polisi telah dipengaruhi oleh beberpaa ormas untuk membatalkan konser, padahal polisi harus independent dalam mengambil sebuah keputusan, tidak boleh ada desakan dari pihak mana saja. mereka pun melakukan negosiasi dengan polisi dan pejabat di senayan untuk mencari solusi terbaik. Dari beberapa masukan, polisi kemudian merasa melemah dan sedikit memberikan ruang konser Lady Gaga dapat dilanjutkan asal sudah mendapatkan izin resmi dari beberapa departemen, termasuk kementrian agama dan MUI. Tapi mencari surat izin penyelenggaraan konser pasti tidak akan didapatkan karena kemenag dan MUI telah tegas menyatakan ketidaksetujuan mereka. Beberapa wacana pengalihan konser pun dibicarakan dan yang paling meungkinkan untuk bisa terselenggara dengan mengalihkan konser ke Bali. Karena di Bali tidak perlu mencari izin ke kemenag dan MUI, mungkin hanya ke pemangku adat yang ada di sana.
Melihat semua runtutan kejadian penolakan konser ladi gaga di Indoensia ada beberapa hal yang menjadi kesalahan besar bagi pemerintah dalam masalah ini yaitu; pertama: sejak muncul isu akan mendatangkan Lady Gaga ke Indoensisa dan ditolak oleh beberapa ormas, seharusnya pemerintah dalam hal ini aparat keamanaan harus tanggap dan melakukan investigasi langsung. Karena tidak ada reaksi dari pemerintah, maka promotor menjual tiket konser dan telah terjual habis. Pada saat waktu konser telah dekat, penolakan semakin besar oleh masyarakat dan baru aparat kepolisian betindak, dan ini akan sangat sulit karena di satu sisi ada penolakan dan di satu sisi tiket sudah habis terjual. Tidak mungkin kemudian merugikan salah satu pihak. Kedua; kepolisian tidak tegas dalam masalah ini, di mana setelah ada putusan tidak memberikan izin, tapi karena desakan dari beberapa orang kemudian memberikan ruang untuk terlaksananya konser. Ketiga:pengalihaan konser dari jakarta ke Bali sama saja akan membuat institusi keagamaan pemerintah dalam hal ini kementrian agama diinjak-injak karena secara tegas mereka menolak. Dan ini sifatnya nasional dan bukan kewilayahan. Kementrrian agama tidak hanya mengurus Islam saja, tapi lima agama yang disahkan oleh negara menjadi tanggung jawab kemenag. Sehingga tidak ada alasan karena di Bali penduduknya beragama Hindu kemudian bisa dilaksanakan konser. Dan yang sampai saat ini ummat Budha juga menolak konser dilanjutkan di mana saja, baik Jakarta maupun Bali.
Mengapresasikan seni boleh saja, selama tidak bertentangan degan norma dan agama. Seni adalah bakat yang disalurkan pada saat dan tempat yang tepat dengan skill dan kemampuan yang dimiliki, tidak dengan cara-cara curang. Saya kira tidak ada yang menolak konser siapa saja, kalau yang ia tonjolkan adalah kualitas seni suaranya dan dalam bermain musik, dan bukan sebaliknya, malah yang ditonjolkan adalah alat vital, ini sudah sangat bertentangan dengan norma sebagai manusia sendiri. hanya binatang saja yang melakukan hal tersebut. apakah kita ingin kembali menjadi manusia yang tidak beradab dan sejajar dengan binatang?, tentu tidak akan yang mau.
Oleh karena itu, ini adalah kejadian yang sudah terlanjur terjadi, maka semua pihak harus dapat melihat permasalahan dengan jernih. Tidak hanya mengutamakan keinginan hawa nafsunya saja dan mengabaikan kepentingan orang lain. Jangan lah pandang sebuah persoalan dari diri sendiri, tapi dari sudut pandang orang banyak. Mungkin dengan kosner Lady Gaga tidak memberikan pengaruh pada diri satu orang, tapi bagi banyak orang tidak akan sama. Mungkin aqidah satu orang tidak akan membuat rusak, tapi akidah banyak orang akan menjadi rusak.
Demokrasi dan kebebasan berekspresi bukan berarti kemudian segala sesuatu bebas tanpa batas, tidak ada aturan yang mengikat,. Kalaupun ada aturan, tapi diposisikan dengan berbagai macam tafsiran untuk melegalkan apa yang diinginkan. Kita bisa besar bukan karena konser Lady Gaga atau lain sebagainya, tapi bangsa ini menjadi besar dan dipandang dunia karena prestasi dalam mensejahterakan rakyatnya dan ilmu pengetahuan. Musik bagian sangat kecil dan bahkan tidak memberikan pengaruh apa-apa pada kehormatan bangsa di mata dunia. Untuk itu janganlah mengorbankan sesuatu yang sangat besar efeknya bagi bangsa dengan hanya gara-gara konser musik Lady Gaga. Wallahu ‘a’lam bi al-shawab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama