Di antara kenikmatan terbesar bagi seorang yang berpuasa pada Bulan Ramadhan selain melihat Allah kelak di akhirat adalah menikmati berbuka puasa. Kepuasan tidak terkira dirasakan oleh siapa saja yang berpuasa saat bisa berbuka puasa, setelah menahan rasa lapar dan haus dari terbit fajar hingga terbenam matahari atau waktu magrib datang. Kesenangan yang dirasakan sangat rasional dialami oleh siapa saja, karena pada saat lapar dan sangat haus, orang pasti akan berpikir ingin meminum minuman yang terbaik dan memakan makanan yang banyak dan lezat saat berbuka, tapi pada saat berbuka datang, cukup dengan hanya segelas air, rasa haus dan lapar seakan-akan sirna begitu saja, tidak menginginkan yang lain. Inilah kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada hambanya yang berpuasa, dan maha besar Allah yang telah menjadikan puasa sebagai nikmat yang besar bagi hamba.
Berbuka puasa sebagaimana yang dianjurkan Nabi, disunnahkan untuk menyegerakannya. Jika waktu magrib sudah datang maka jangan ditunda-tunda untuk berbuka puasa, walapun disibukkan dengan kegiatan yang padat atau merasa diri masih kuat untuk menahan lapar dan haus. Dalam keadaan lapar dan haus, menahan lapar selama belasan jam, tentu membuat perut bekerja lebih sedikit karena tidak ada makanan yang diproses. Sedangkan tenaga dari makanan yang dimakan oleh seseorang sudah tidak ada, maka lemak dan air yang ada dalam tubuh menjadi bagian penting untuk bertahan dari lapar dan dapat bertenaga. Dalam keadaan perut kosong selama beberapa jam, tentu membuat usus sedikit istirahat dan kemudian saat berbuka puasa usus kembali bekerja. Tapi dalam keadaan kosong sebelumnya, makanan apakah yang baik bagi perut agar dapat diterima dengan baik dan tidak mengejutkan usus-usus yang ada di dalam perut?. ini menjadi pertanyaan dan permasalahan bagi mereka yang berpuasa.
Dalam keadaan sangat lapar dan haus, banyak orang tidak terkendali dalam memakan dan meminum sesuatu utnuk berbuka puasa. Asal perut kenyang dan tenggorokan tidak lagi merasakan kehausan, semua bisa masuk, terserah dengan berapa porsi atau sebanyak makanan yang mampu ditampung oleh perut. Seperti mengqada’ diri setelah sekian jam tidak makan makanan atau minum minuman, semua dihajar tanpa ampun dan pengecualian. Lalu apakah itu baik bagi perut orang yang berpuasa, tentu secara rasional banyak orang akan megatakan tidak baik, dan bahkan mereka yang melakukan hal tersebut sangat tahu bahwa apa yang dilakukan tidak baik untuk kesehatan dan perutnya. Ini akan membuat usus dalam perut terkejut, karena sekian jam kosong tanpa makanan, namun dengan tiba-tiba datang makanan yang begitu banyak dan usus harus bekerja keras memproses makanan yang ada.
Lalu sebaiknya apa yang dilakukan oleh orang yang berpuasa untuk berbuka puasa, apakah ada makanan khusus yang harus dimakan?, atau minuman yang selayaknya diminum saat berbuka puasa atau bebas makan apa saja. Beberapa orang yang berpedoman pada perilaku yang dicontohkan oleh Rasulullah kemudian berpendapat bahwa sebaik-baik makanan untuk berbuka puasa adalah air putih dan 3 (tiga) biji kurma, tidak kurang dan tidak lebih. Berbagai macam alasan dikemukan untuk memperkuat, bahwa dengan tiga kurma dan air putih adalah cara berbuka puasa yang disunnahkan oleh Nabi. Tapi bagi mereka yang berpedoman pada “tho’am al-qutu al-balad” (makanan pokok suatu negeri), maka dengan apa saja seseorang berbuka boleh saja, tidak mesti dengan kurma.
Baik, untuk lebih jelas mereka yang beranggapan bahwa dengan tiga kurma dan air putih adalah makanan berbuka yang disunnahkan oleh nabi, perlu kiranya melihat beberapa hadis Nabi yang menjadi sandaran dan dalil yaitu;
قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ حَفْصَةَ عَنِ الرَّبَابِ عَنْ عَمِّهَا سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِّيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ فَإِنَّهُ طَهُورٌ
Artinya: Diceritakan oleh Sufyan ibn ‘Uyainah dari ‘Asim dari Hafsah dari al-Rabbab dari pamannya Salman ibn ‘Amir al-Dhabiy dari Nabi Sallahu ‘alihi wa sallam bersabda, “hendaklah berbuka dengan kurma, kalau tidak menemukan kurma maka hendaklah berbuka dengan air, karena ia suci”.
Dalam hadis ini dijelaskan tentang apa yang dimakan oleh seseorang saat berbuka, yaitu dengan kurma, kalau tidak ada kurma, maka dengan air. Hadis tentang berbuka puasa dengan kurma dalam Sahih Bukhari dan Muslim sendiri tidak ada, hadis di atas sendiri dari Musnad Imam Ahmad. Hadis-hadis yang lain juga hampir semakna dengan hadis di atas, kecuali beberapa memberikan tambahan berbuka dengan kurma di dalamnya ada barokah. Penyebutan kurma sebagai makanan untuk berbuka puasa pada hadis-hadis yang ada adalah ‘ala afdoliyahnya saja. Tidak menjadi sesuatu yang wajib dan harus dengan kurma, karena pada teks selanjutnya, kalau tidak ada kurma maka cukup dengan air saja.
Berbuka puasa dengan kurma tidak semua orang dapat memberli kurma atau tidak semua negeri dapat tumbuh kurma dan menjadi makanan suatu negeri. Kalau negeri Arab dan sekitarnya masih memungkinkan untuk berbuka puasa dengan kurma, karena itu menajdi komoditi masyarakat mereka. Lain halnya dengan negara-negara lain yang tidak ada kurma sama sekali, maka berbuka dengan kurma bukan menjadi suatu yang disunnahkan. Dalam hadis ini ada barang yang menjadi komoditi semua orang dan tidak mungkin orang dapat melepaskan diri darinya yaitu air. Semua orang di dunia ini tidak akan bisa hidup tanpa air, maka berbuka dengan air adalah suatu kelaziman dan ini menjadi anjuran baik bagi kaum muslimin. Artinya yang disunnahkan untuk berbuka dalam kasus ini adalah air dan bukan kurma, karena kurma hanya komoditi beberapa wilayah, sedangkan air adalah kebutuhan semua orang di dunia.
Memang dengan berkembangnya komoditi kurma ke seluruh penjuru dunia, tidak asing lagi bagi beberapa daerah untuk bisa mendapatkan kurma. Tapi kemudian tidak berarti orang yang tidak berbuka puasa dengan kurma puasanya tidak afdol atau tidak diterima. Mungkin saja di wilayah tersebut ada kurma, tapi untuk membelinya tidak memungkinkan setiap hari atau bahkan tidak mampu, maka lebih afdol pada saat itu adalah memulai berbuka puasa dengan air, kemudian selanjutnya sesuai dengan makanan pokok satu negeri.
Namun jika dilihat dari beberapa aspek, memang kurma sangat baik bagi orang yang berbuka puasa. karena tidak membuat perut terkejut dengan kekosongan dari makanan, setelah menahan lapar dan haus semenjak terbit fajar hingga terbenam matahari. Telah banyak penelitian dilakukan oleh para pakar akan khasiat dari kurma. Kurma segar memiliki daging berserat lembut dan rasanya sangat manis, seperti campuran sirup gula dan madu. Daging buah kurma berisi gula sederhana seperti fruktosa dan dekstrosa yang mudah dicerna dan cepat mengisi ulang energi tubuh. Karena karakteristik tersebut, kurma sangat cocok untuk mengawali berbuka puasa.
Kurma matang mengandung gula sekitar 80%, sisanya terdiri dari protein, lemak dan produk mineral termasuk tembaga, besi, magnesium dan asam folat. Kurma kaya dengan serat dan merupakan sumber kalium yang sangat baik. Lima butir kurma (sekitar 45 gram) mengandung sekitar 115 kalori, hampir semuanya dari karbohidrat. Secara rinci beberapa khasiat dari kurma yang telah banyak dipraktekkan oleh orang-orang terdahulu anatra lain (dari berbagai sumber);
- Kaum Arab Badui, yang makan kurma secara teratur, menunjukkan tingkat kejadian yang sangat rendah dari kanker dan penyakit jantung.
- Buah kurma kaya serat yang mencegah penyerapan kolesterol LDL dalam usus. Kandungan serat kurma juga membantu melindungi selaput lendir usus dengan mengurangi paparan dan mengikat bahan kimia yang menyebabkan kanker usus besar.
- Sebagai makanan laksatif (laxative food), kurma bermanfaat melancarkan buang air besar dan mencegah konstipasi.
- Kurma mengandung antioksidan yang dikenal sebagai tanin. Tanin diketahui bersifat anti-infeksi, anti-inflamasi dan anti-hemoragik.
- Kurma adalah sumber vitamin A, yang dikenal memiliki sifat antioksidan dan sangat penting untuk kesehatan mata. Vitamin A juga diperlukan menjaga kulit tetap sehat. Konsumsi buah-buahan alami yang kaya akan vitamin A diketahui membantu melindungi dari kanker paru-paru dan rongga mulut.
- Kurma merupakan sumber zat besi yang sangat baik. Besi adalah komponen dari hemoglobin di dalam sel darah merah yang menentukan daya dukung oksigen darah.
- Kalium dalam kurma adalah komponen penting dari sel dan cairan tubuh yang membantu mengendalikan denyut jantung dan tekanan darah, sehingga memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung koroner dan stroke.
- Kalsium merupakan mineral penting dalam pembentukan tulang dan gigi, dan dibutuhkan oleh tubuh untuk kontraksi otot, penggumpalan darah dan konduksi impuls saraf.
- Mangan digunakan oleh tubuh sebagai unsur pendukung untuk enzim antioksidan superoksida dismutase.
- Tembaga diperlukan dalam produksi sel darah merah.
- Magnesium sangat penting bagi pertumbuhan tulang.
- Kurma kaya akan vitamin K dan vitamin B-kompleks, yaitu piridoksin (vitamin B-6), niacin, asal pantotenat dan riboflavin. Vitamin ini membantu tubuh dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Vitamin K sangat penting dalam pembekuan darah dan metabolisme tulang.
Dengan berbagai keunggulan dari kurma, tentu alangkah baiknya membuka puasa dengan kurma karena lebih simpel dan praktis daripada makanan lainnya. Tentu bagi mereka yang mampu membeli dan mendapatkan kurma, jika tidak ada maka air putih lebih afdol untuk berbuka puasa, karena keberadaannya lebih umum dan ada pada semua negara. Paling tidak bagi seseorang yang berpuasa tidak boleh tidak berbuka puasa saat adzan magrib dikumandangkan, karena berbuka juga dianjurkan untuk mempercepatnya, walapun hanya sekedar dan seteguk air. sebagaimana anjuran Rasulullah, dalam sebuah hadis disebutkan.
حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة ، حدثنا حسين بن علي ، عن زائدة ، عن حميد ، عن أنس قال : « ما رأيت النبي صلى الله عليه وسلم قط يصلي حتى يفطر ، ولو على شربة من ماء »
Artinya: Diceritakan oleh Abu Bakr ibn Ab Syaibah, diceritakan oleh Hussain ibn ‘Ali dari Zaidah dari Humaid dari Anas berkata, “saya tidak pernah sekalipun melihat Nabi Sallahu ‘alihi wa sallam shalat sampai berliau berbuka puasa, walapun hanya dengan meminum air”.
Jadi yang terpenting saat ini adalah, seseorang harus berbuka sebelum shalat magrib dan paling tidak sekedar dengan air putih, dan selanjutnya terserah seseorang yang dapat menghilangkan rasa lapar dan hausnya, tentu sesuai dengan anjuran Nabi dalam makan. Wallahu ‘A’alam bi al-Sawab.
Posting Komentar