BUAH TARBIYAH RAMADHAN


Jum’at kali adalah jum’at terakhir dari bulan suci ramadhan, walapun sebagian kaum muslimin di beberapa pelosok desa mulai hari kamis kemarin sudah ada yang mendirikan Hari Raya Idul Fitri 1433 H. kebbetulan juga bertepatan dengan peringatan hari jadi Republik Indonesia.
Shalat Jum’at tanggal 17 Agustus 2012 kali ini di masjid Zakaria al-Salamah Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Barat. Suasana tidak terlalu ramai karena para santri sudah pulang kampung semua, hanya sebagian saja yang terlihat karena ikut i’tikaf dengan pimpinan pondok pesantren dan mereka yang berada di sekitar kediri.

Tema khutbah kali ini adalah” Implementasi Tarbiyah Madrasah Ramadhan”, karena ramadhan sudah akan berakhir,maka khatib perlu mengingatkan akan hasil-hasil yang akan didapatkan setelah ramadhan, agar jangan sampai amalan-amalan pada bulan ramdhan tidak dapat terimplementasi dengan baik di luar bulan ramadhan. Tidak hanya sekedar hangat pada saat-saat tertentu, tapi bagaimana semangat keimanan terus berjalan sesuai perjalanan waktu dan kapan saja dan di mana saja raga dan jiwa berada.
Secara umum ramdhan akan menjadikan seseorang menjadi bertaqwa, sebagaimana diberitakan dan dikhabarkan dalam ayat suci al-Qur’an. Janji takwa dari tempaan ramadhan adalah dengan melakukan segala bentuk perintah Allah dan Rasulnya serta menjauhi segala larangannya. Namun ketakwaan tersebut tidak akan dapat terimplementasi dengan baik setelah ramadhan jika puasanya tidak karema “imanan” dan “ihtisaban”. Kalau hanya sekedar menahan lapar dan haus saja, maka puasa ramadhan tidak akan memberikan makna apa-apa setelah ramadhan kecuali saat puasa hanya menahan haus dan lapar.
Janji Allah dalam al-Qur’an adalah pasti, karena Allah adalah dzat maha menempati janji, tidak seperti mahkluknya. Memang dalam ayat tersebut menggunakan kata-kata “ لعلى“ yang bermakna seolah-olah atau seakan-akan atau mudah-mudahan. Dalam bahasa manusia kata “لعلى “ lebih bermakna suatu yang sulit untuk dicapai atau keterpercayaannya sangat sedikit, tapi jika itu adalah firman Allah dan janji dari Allah, maka kata “لعلى “ menjadi suatu yang pasti benar dan bukan hanya sekedar janji, tapi dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan.
Maka moment bulan puasa seharusnya dapat membentuk pribadi setiap orang menjadi orang-orang yang bertaqwa dan menjadikan kehikdupan bermasyarakat akan lebih baik dari sebelumnya. Ada beberapa hal yang sangat penting sebagai sebuah tempaan Bulan Ramadhan bagi setiap hamba di antaranya;
Kejujuran (al-Sidq)
Ramadhan memberikan tempaan kejujuran untuk setiap hamba, karena puasa hakikatnya adalah membentuk pribadi-pribadi yang jujur. Puasa adalah ibadah yang orang lain tidak bisa mengetahui seeorang berpuasa atau tidak, atau orang yang berpuasa dapat memperlihatkan dirinya berpuasa atau tidak. Hanya dirinya dan Allah yang tahu ia sedang berpuasa atau tidak. Kalau keimanan seseorang tidak kuat maka dengan sembunyi-sembunyi, ia dapat makan atau minum sepuasanya, tanpa takut diketahui oleh orang lain. Maka di sini, seseorang ditempa berperilaku sikap jujur pada dirinya sendiri, kemduian kepada Allah dan kepada manusia. Jika pada diri saja ia tidak dapat jujur, maka akan sangat susah untuk jujur kepada Allah dan manusia.
Tazkiyatunnafsi (Penyucian Diri)
Ramadhan dengan amalan-amalan yang dilakukan seorang hamba pada hakikatnya adalah untuk menyucikan diri dan bathinnya. Kalau barang zahir/lahir dicuci dengan deterjen, maka sesuatu yang bathin dicuci dengan bertaqarrub kepada Allah. Menyucikan hati dengan banyak berzikir kepada Allah, melafazkan kalimah tayyibah dan membaca al-Qur’an sebanyak-banyaknya. Dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah maka kehidupan seseorang akan tenang, dan selalu berada pada pemeliharaan Allah subahanahu wata’la. Termasuk dalam rangka penyucian hati adalah dengan meninggalkan segala bentuk perbuatan-perbuatan yang melalaikan dan perkataan yang kotor. Bahkan saat seseorang bertikai dengan orang lain, maka ia dianjurkan untuk mengatakan, “saya berpuasa”. Ini untuk mengingatkan antar sesama agar bisa menahan nafsu untuk menyelakai atau menzolimi orang lain.
Mujahadah (Bersungguh-Sungguh)
Ramadhan bukan waktu untuk bermalas-malasan karena keadaan lapar, tapi ramadhan adalah bulan untuk bersungguh-sungguh. Tidak ada satu detik pun dari waktu yang tidak bernilai ibadah, semunya harus diisi dengan ibadah, baik mahdahmaupun ghairu mahdah. Coba lihat bagaimana perjuangan Rasulullah pada saat ramdhan, baik siang maupun malam harinya. Dalam beberapa kesempatan perang-perang besar terjadi pada bulan ramadhan, dan Rasulullah serta sahabat mendapatkan kemenangan. Belum lagi pada malam harinya yang sepanjang malam diisi dengan ibadah sampai mejelang fajar. Sampai-sampai pada saat ‘Aisyah ditanya tentang shalat malam Rasulullha, beliau menjawab, “jangan tanya bagaimana bagusnya dan panjanya”. Tidak seperti kita dengan keimanan yang rendah, melakukan shalat malam yang paling cepat dan paling sedikit raka’atnya.
Saat ini juga bertepatan dengan hari kemerdekaan bangsa Indonesia dan konon diproklamasikannya kemerdekaan pada Bulan Ramadhan oleh presiden pertama Soekarno. Maka dengan puasa ini, seharunya semnagat beragama dan bernegara semakin kuat untuk memperbaiki ummat dan kehidupan beragama serta bernegara.
Ramadhan tidak diisi dengan hal-hal yang tidak berguna dan bermalas-malasan, seperti tidur atau ngerumpi masalah-masalah yang tidak penting. Akan sangat baik semunya diganti dan diisi dengan tilawah al-Qur’an atau membaca kita atau mudzakarah ilmu.
Itulah beberapa bagian dari tempaan dari madrasah ramdhan, semoga kita menjadi orang-orang yang  termasuk dalam janji-janji yang Allah akan berikan setelah ramadhan usai. Sehingga kualitas individu kaum muslimin menjadi lebih baik, dan bukan menjadi umat yang terbelakang dan bodoh. Moga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua, sesungguhnya Allah maha pengampun. Wassalamu’alikum Warahmatullahi wabarakatuh.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama