Sudah hampir dua minggu beberapa kejadian tawuran antara pelajar marak di Ibu Kota Jakarta dan beberapa kota besar lainnya. Tawuran yang terjadi pun bukan masalah baru, tapi masalah lama yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi lainnya. Tidak pernah ada penyelesaian serius dari pihak sekolah amupun institusi lainnya, seakan-akan tawuran menjadi sebuah permainan ketangkasan yang tidak membahayakan.
Kayu, batu, sabuk berkepala gear, dan celurit adalah benda-benda yang sering dipergunakan dalam permainan ini. Saat permainan tawuran dalam posisi jarak jauh, maka batu menjadi andalan dengan saling melempar antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Semuanya terserah pemain, apakah menggunakan batu besar atau kecil, batu asli atau batu bata?, semua dapat dipergunakan asalkan dapat melempar jauh dan mengenai sasaran. Kalau dalam peperangan sesungguhnya seperti saling adu lempar meriam dengan peluru batu-batu besar. Karena permainan saling lempar batu berpotensi mencederai para pemainnya, maka aksesoris berupa helm menjadi pelindung paling aman untuk menjaga kepala, karena ia posisinya di atas dan sangat rentan dan berpotensi cidera lebih serius. Sedangkan anggota tubuh lainnya tidak menjadi masalah, kena lemparan pun dianggap sebagai pemijat alami tubuh, tergores sedikit hal lumrah, dua atau tiga hari dapat sembuh dengan sendirinya.
Berbeda dengan kayu atau bambu, melakoni permainan tawuran dengan kayu atau bambu lebih sering terjadi pada saat dua kelompok pada posisi yang sedikit dekat tapi dalam jarak aman dan dalam jumlah yang lumyan banyak. Panjang kayu atau bambu yang sering dipergunakan dapat mencapai 4-5 meter, tergantung ketersediaan tempat untuk menyimpan peralatan tersebut atau ketersediaan kayu yang ada di sekitar lokasi permainan. Pada permainan yang terencana, maka kayu-kayu yang dipergunakan seragam dan dalam jumlah yang banyak. Sedangkan pada permainan yang tidak terencana, kayu-kayu yang dipergunakan bermacam-macam, melihat ketersediaan di lokasi. Sangat beruntung saat mendapatkan bambu-bambu yang menancap di tanah untuk memasang sapnduk atau baliho, mereka dapat pergunakan untuk permainan ini. Kalau tidak maka kayu-kayu dari ranting pohon yang ada menjadi adalan untuk dipergunakan. Model permainan dengan kayu hanya saling takut-menakuti saja dengan mendorong kayu ke arah musuh, seolah-olah akan dilempar seperti tombak, tapi tidak sedikit juga kemudian yang melemparnya. Pada permainan seperti ini sangat jarang yang terluka, apalagi sampai terbunuh. kalaupun ada yang terluka, hanya sebatas lecet atau karena jatuh berlarian.
Lain halnya dengan menggunakan sabuk yang berkepala gear. Biasanya ujung sabuk diikat diatasnya gearsepeda ontel atau sepeda motor. Berkepala gearbukan untuk dipakai menjadi sabuk, hanya untuk keperluan permainan saja. Permainan dengan menggunakan sabuk berkepala gearberpotensi sangat membahayakan bagi semua orang yang bermain, tidak hanya musuh, tapi teman dan dia sendiri. Posisi sabuk dengan kepala gearyang diayunkan memutar agar mendapatkan efek keras menuntut setiap orang membutuhkan jarak aman sekitar satu meter lebih. Jarak ini dibutuhkan agar teman yang berada di sekitar tidak terkena kepala gear, karena sabuk akan berputar, tidak ke depan saja karena tidak akan keras dan lebih berpotensi mencederai orangnya karena pantulan ke belakang dari kepala gear. Permainan ini pun tidak banyak pesertanya, hanya beberapa puluh orang saja dan area yang sedikit luas. Mereka melakukan permainan ini dengan cara berhadap-hadapan sebatas kepala gearmenjangkau musuh. Yang sering terjadi adalah tabrakan kepala gearantara satu dengan lainnya dan itu menimbukkan efek semakin bersemangatnya para kontestan. Akan menjadi kebanggaan saat kepala gearmusuh jatuh dan terlepas dari sabuknya, dengan itu ia akan dapat menyerang musuh dengan lebih mudah. luka sobek tentu menjadi insiden biasa dengan permainan kepala gearini, tidak hanya di area bagian atas, tapi tengah dan bawah juga. Permainan ini tidak semua orang berani melakukannya, hanya mereka yang betul-betul nekat saja, karena kemungkinan besar cidera yang dialami. Tapi permainan dengan kepala gear sangat efisen, karena tidak membutuhkan tempat untu menyimpannya peralatan. sabuk cukup dipakai sedangkan gear dapat dikantongi atau disimpan di dalam tas atau di jok sepeda motor.
Berbeda lagi dengan menggunakan celurit atau senjata tajam lainnya. Permainan ini adalah permainan yang paling membahayakan untuk sementara, karena permainan dengan menggunkan senjata otomatis belum terlihat, kecuali polisi atau tentara. Permainan ini membutuhkan jarak antara satu dengan yang lainnya sangat dekat, karena panjang alat permainan yang pendek membuat seseorang harus berada di dekat musuh, kalau tidak hanya akan melukai angin saja, alias hampa. Tapi permainan ini banyak terjadi dan dilakukan pada saat musuh dalam keadaan tidak siap atau kocar kacir pada saat kalah dalam permainan menggunakan alat yang lainnya. Terbunuh atau terluka berat konsekuensi paling berat dalam permainan ini. Mereka yang membawa celurit dan senjata tajam pun orang-orang berani dan mempunyai mental melawan sangat tinggi. Beberapa permainan dengan mengunakan celurit telah melayangkan beberapa nyawa, dari mulai permainan ini diperkenalkan sampai dengan saat ini.
Itulah beberapa alat permainan dalam permainan tawuran di negeri ini, semua orang bisa melakoninya pada saat mereka berani untuk melakukannya. Tidak hanya sekedar anak sekolahan, mereka yang menjadi masyarakat biasa juga dapat melakukannya.
Permainan ini bisa saja berkembang sesuai dengan perkembangan zaman yang modern. Kalau alat-alat permainan yang sudah disebutkan masih kolot dan ketinggalan zaman, maka dengan menggunakan senjata otomatis mungkin akan lebih efektif dan efisisen, tapi dengan resiko yang lebih besar. Kalau permainan dengan alat modern terjadi, maka tidak dapat dihindari kekacauan akan terjadi di negeri ini. Permainan tersebut pun bukan lagi sekedar kesenangan saja, tapi menjadi peperangan dan perang saudara.
Maka selanjutnya menjadi tugas pemerintah untuk melakukan perbaikan di segala aspek agar tidak terjadi sesuatu yang lebih merusak lagi. Mau melakukan pembinaan agar negeri menjadi aman atau tetap bertahan melestarikan permainan tersebut dengan alat permainan yang beragama. Semuanya tergantung usaha pemerintah dan semua pihak yang berkepentingan demi keamanan negeri ini. Wallahu a’lam bi al-shawab.
Posting Komentar