ATURAN HANYA UNTUK ANAK KECIL



Dalam masyarakat, secara tidak sadar pendidikan sudah mulai dilakukan oleh orang tua semenjak seorang ibu mengandung. Berbagai macam dan pola tingkah laku dilakukan, sebagai bentuk upaya pendidikan pre natal seorang ibu maupun bapak. Harapannya tentu saja, kebaikan akan tercurahkan kepada si anak yang berada dalam kandungan. Seperti seorang bapak tidak boleh mencukur rambutnya selama istrinya mengandung, sampai ia melahirkan. Atau seorang ibu akan banyak mengucapkan kata-kata baik, beredekah, memperbanyak baca do’a dan memperbanyak membaca al-Qur’an. Tujuannya hampir sama, agar anak yang dicita-citakan adalah anak yang baik, soleh/solehah, berbakti kepada orang tua, sukses, dan lain sebagainya.


Begitu juga setelah seorang anak dilahirkan ke dunia. Bapak dengan sigap mengazankan di telinga kanan anak dan diiqomahkan di telinga bagian kiri. Dengan harapan, kata-kata yang pertama kali ia dengar adalah kata-kata Allah, kata-kata yang baik, setelah sebelumnya telah bersaksi untuk mengakui Allah sebagai tuhan yang esa, dengan bahasa yang dipahami oleh anak atas karunia Allah di dalam perut ibunya.

Sehingga seacara fitrah, tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya menjadi orang yang tidak baik, melanggar aturan syari’at, atau menjadi manusia yang bermaksiat kepada Allah dan bertentangan dengan perilaku sosial di masyarakat.

Begitu juga setelah ia tumbuh dewasa, orang tua semakin intens untuk mengajarkan kebaikan-kebaikan kepada anak. Terutama dalam masalah perkataan dan perbuatan anak sehari-hari. Anka diajarkan untuk selalu mengucapkan salam kalau masuk rumah atau bertemu dengan orang tua. Anak Diajarkan untuk mencium tangan orang tua dan orang yang lebih besar darinya. Anak diajarkan membaca do’a sebelum ia makan, minum, masuk kamar mandi, tidur, dan semua aktivitas dengan bismilah agar diberkahi oleh Allah subhanahu wata’ala.

Jika dilihat dan diperhatikan apa yang dilakukan oleh orang tua saat mereka masih anak-anak, dengan mengajarkan segala macam kebaikan. Maka itu adalah perilaku positif dan baik untuk diterapkan dalam lingkungan keluarga. Tapi terkadang orang tua tidak sadar atau menyadarinya tapi merasa sudah tidak perlu belajar lagi, sering mengabaikan apa yang mereka ajarkan kepada anak terhadap dirinya sendiri.

Anak diajarkan dan bahkan diharuskan untuk membaca do’a sebelum makan, mereka tidak boleh memegang makanan sebelum berdoa’. Tapi orang tua secara tidak sadar, mereka sendiri tidak membaca do’a saat akan makan maupun minum. Begitu juga saat akan tidur, anak dibimbing orang tua untuk membaca do’a sebelum tidur. Orang tua malah tidak membaca do’a sama sekali sebelum tidur. Mereka tertidur dengan iringan tayangan televisi, bukan karena mempersiapkan diri untuk tidur dan membaca do’a. dan beberapa aktivitas lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga aturan hanya untuk anak kecil saja, sedangkan orang dewasa tidak.

Berbagai macam alasan, kenapa mereka tidak melakukannya. Bisa karena sudah merasa cukup pintar dengan masalah agama dan tidak perlu untuk melakukannya. Sedangkan anak diajarkan agar menjadi sebuah kebiasaan dalam kehidupannya kelak sampai ia dewasa. Tapi mereka tidak sadar, apakah mereka dapat mempertahankan perilaku kebaikan sejak kecil sampai ia dewasa?. Jangan-jangan hanya untuk masa kecilnya saja sedangkan setelah ia dewasa tidak mau lagi mempraktekkannya.

Ada hal yang salah di saat orang tua hanya bisa mengajarkan dan memaksa anak untuk melakukan kebaikan-kebaikan, tapi orang tua tidak mempraktekkan dalam kesehariannya. Mereka hanya sekedar mengajarkan, tapi tidak mempraktekkan sehari-hari, padahal anak-anak sangat dekat dengan mereka, dan sangat tahu apa yang mereka lakukan sehari-hari. Umar pernah mengatakan,”buah tidak akan pernah jatuh jauh dari pohonnya”, atau dalam pepatah lain, “ Tidak mungkin bayangan akan lurus, kalau pohonnya bengkok”. Ini memberikan isyarat bahwa pendidikan pada anak saat kecil, kalau hanya sekedar mengajarkan dan mereka mempraktekkan, sedangkan orang tua tidak mempunyai iktikad baik untuk mempraktekkannya juga, maka akan sangat susah untuk memberikan pemahaman dan melekatkan perilaku-perilaku tersebut pada anak.

Secara tidak sadar, dengan pertumbuhan kedewasaan anak, maka sifat-sifat keturunan akan muncul pada diri anak, karena tidak ada keteladanan dari orangg tua dalam mendidik anak dari kecil agar perilaku yang diajarkan sejak kecil dapat terus membekas hingga dewasa.

Memang dengan mendidik kebaikan pada anak semenjak kecil, akan membuat ia dapat berada di jalan yang lurus. Karena akan susah untuk meluruskan sesuau yang sudah bengkok saat dewasa, tapi saat masih kecil akan lebih mudah untuk meluruskannya. Kalau diibaratkan dengan pohon, maka pohon adalah tumbuhan yang berbeda dengan manusia. Memang pohon kecil untuk dibentuk dengan berbagai macam pola dapat dilakukan, dan ia akan tumbuh sesuai dengan kodratnya sebagai benda. Berbeda dengan manusia, dapat diluruskan sejak kecil, tapi kemudian banyak hal  yang dapat mempengaruhi sehingga merubah pola yang sudah dilakukan. dan orang yang berpotensi merubah itu semua adalah orang tua sendiri. Orang tua yang meluruskannya, dan orang tua juga yang membengkokkannya.

Sehingga orang tua tidak hanya sekedar mengajarkan dan mujarrad al kalam, tapi ia juga harus mempraktekkannya secara kontinu dengan apa yang diajarkan. Ajaran agama dan aturan kemudian tidak hanya berlaku untuk anak kecil, sedangkan orang dewasa tidak berlaku. yang paling sering terjadi, misalkan seorang anak dilarang untuk menonton televisi dan diharuskan untuk belajar, sedangkan orang tua asyik saja menonton televisi, walaupun hanya sekedar berita, tapi perilaku itu akan memberikan bekas yang mendalam pada diri anak. Pada saat itu mungkin tidak terlihat, tapi setelah dewasa, pola-pola itu akan terbentuk dengan sendirinya, hasil dari penangkapan inderanya dan penafsirannya tentang kehidupan yang dijalani. 

Semoga kita dapat mengamalkan apa yang kita ajarkan dan ucapkan, sehingga kita termasuk orang-orang yang tidak hanya pintar berbicara tapi juga mampu mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam berumah tangga.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama