CATATAN KAKI, TRANSLITERASI, DAN DAFTAR ISI

Dalam dunia penulisan karya ilmiah, ada beberapa standar yang sudah disepakati sebagai panduan baku, baik secara umum untuk karya ilmiah, atau terbatas pada kebijakan kampus. Catatan kaki termasuk tata cara pengambilan sumber untuk meyakinkan pembaca bahwa apa yang dikutip benar adanya.
Cara lain ada seperti in (body) note, yaitu berada di dalam tulisan seperti (Mahfud, 2004;34). ‘Mahfud’ adalah pengarangnya, ‘2004’ tahun terbit buku, dan ‘34’ adalah halaman buku yang dikutip.  Metode ini banyak dipakai oleh kalangan umum dan perguruan tinggi umum. Atau dalam penulisan buku sering dipakai cara ini. Tapi kekurangan dari metode ini, orang yang ingin mengecek keabsahan sumber tidak dapat secara langsung, karena tidak mencantumkan judul dari buku dan penerbitnya.
Bisa juga dengan menggunakan end note, yaitu membuat catatan sumber dengan mencantumkannya diakhir dari tulisan dengan sistematika sama seperti catatan kaki,seperti (Mahfud Fud, Metode Menyapu yang Bersih(Kediri: STAINH Press, 2015), 34.). Kekurangan dari cara seperti ini yaitu sedikit menyusahkan orang yang ingin melihat sumbernya harus melihat akhir dari buku, apalagi buku tersebut mempunyai halaman tebal, ini menyusahkan untuk bolak-balik buku.
Cara yang ketiga yaitu dengan menggunakan catatan kaki. Ini biasa digunakan oleh kebanyakan dan bahkan seluruh perguruan tinggi Islam, baik negeri maupun swasta dan beberapa perguruan tinggi umum. Cara ini memang sangat ideal, karena harus mencantumkan semua bagian dari buku, sehingga orang yang ingin mencari sumber utama, tidak susah mengambilnya. Bisa jadi cara ini dapat memperdayai orang, walaupun ia tidak pernah melihat sumber asli. Tapi bagi yang pertama menulis sedikit kesusahan karena harus mencari sumber asli. Catatan kaki formatnya sama dengan end note, yaitu dengan menulis pengarangnya terlebih dahulu, judul buku, tempat terbit, Penerbit, tahun, dan halaman buku. Semuanya dipisahkan dengan koma, kecuali pada tempat terbit, penerbit, dan tahun terbit ada dalam buka dan tutup kurung.
Untuk membuat catatan kaki pada dasarnya sangat mudah, karena dalam Microsoft Office sudah otomatis. Setiap klik catatan kaki, maka akan secara otomatis melanjutkan catatan kaki sebelumnya.
Sebagai contoh anda dapat memulai dengan membuka Microsoft word dari start atau dari desktop di computer. Setelah membuka akan akan tampil seperti ini;

   
Setelah lembar dokumen dibuka, arahkan mouse ke ‘refrences’, di bawahnya ada menu ‘insert footnote’, liaht gambar berikut ini.
  

  
Lihat yang digaris merah. Setelah klik ‘refrences’, langsung klik ‘insert footnote’. Tapi sebelum memasukkan footnote, pastikan kursor mouse anda berada diakhir aklimat yang akan diberi footnote. Setelah diklik maka akan tampil seperti ini:
  

  
Lihat yang bergaris merah. Anda tinggal menuliskan sumber-sumber yang menjadi rujukan.
Kemudian selanjutnya bagaimana cara menulis footnote dalam tulisan yang banyak. Apakah harus menulisnya dengan sempurna seperti di atas atau ada kaidah lain. Pasti, beda tentunya.
Penulisan footnote pada awal pengambilan sumber dengan pengarang dan judul yang berbeda, semuanya harus ditulis sempurna, di mana pun tempatnya. Tapi, apabila sumber pertama sudah ditulis, kemudian ia mengambil sumbernya lagi, maka cukup menulis kata ‘ibid’ saja, itu kalau halamannya sama. Kalau halamannya berbeda, tinggal tulis ‘ibid’ kemudian koma dan ditulis halaman berapa.
Perhatikan gambar berikut ini:



Tulisan ‘ibid’ yang ada setelah catatan kaki bermakna bahwa pengambilan sumbernya sama dengan catatan kaki di atas.
Tapi kalau pengambilan sumbernya diselingi dengan pengambilan sumber lainnya, maka yang ditulis hanya pengarang, judul buku, dan halaman buku.
Perhatikan contoh berikut:



  Sekarang dapat dibedakan kan!. Pintar!. Anda dapat melakukan latihan ini dalam proposal dan skripsi yang anda buat.
Namun apabila satu sumber dirujuk terus-menerus, maka cara penulisannya dengan cara menulis akhir nama pengarang kalau nama lebih dari dua, kemudian judul buku, dan halaman buku. Apabila dikutip lagi dalam halaman berikutnya, yang ditulis akhir nama pengarang, tiga kalimat dari judul buku, dan halaman buku. Mengerti atau bingung…!
Coba perhatikan gambar berikut ini;



Begitu seterusnya untuk catatan kaki dengan pengambilan sumber utama dari buku dengan hanya satu orang pengarang. Kalau pengarangnya dua atau lebih, maka cukup menulis nama penulis pertama diringi dengan penulisan dkk (Haeruman Rusandi, dkk.
Tentu dalam membuat catatan kaki, tidak hanya sumber buku utama saja yang dicantumkan, tapi bisa bersumber dari berbagai macam, seperti buku cerita, novel, Koran, majalah, radio, televise, hasil wawancara, observasi, dokumentasi, dan lain-lain.
Untuk satu buku yang ditulis oleh banyak orang atau dalam satu buku banyak tulisan yang berbeda-beda. maka penulisan catatan kakinya dengan menulis nama penulis yang ada di dalam buku, kemudian judul tulisannya, dengan memberikan keterangan ‘dalam’ buku apa (judul buku), kemudian tempat terbit, penerbit, tahun terbit dan halaman buku. Contoh: Izzul Fatawi, Sistem online IAINH dalam Panduan Akademik (Kediri: IAINH Press, 2015), 23.
Sedangkan untuk sumber lain yang penting ada penulisnya atau pemateri, tema dan judulnya, waktu pengambilannya saja. Silahkan dapat dilihat pada panduan penulisan skripsi IAI Nurul Hakim.

Transliterasi dalam penulisan karya ilmiah adalah penerjamahan kata atau kalimat bahasa asing ke dalam Bahasa INDONESIA dalam bentuk tulisan. Transliterasi dipergunakan agar mempermudah orang memahami bagian-bagian kata agar tidak salah memahaminya. Terutama Bahasa Arab yang banyak mempunyai kemiripan, dalam pengucapan berbeda, tapi sudah membedakannya dalam tulisan. Contoh huruf ‘ س‘, ‘ Ø´‘, ‘Ø« ‘, dan ‘ص ‘, dalam penulisan Bahasa Indonesia akan susah untuk membedakan satu huruf dengan huruf lainnya kalau tidak diberikan tanda transliterasi.
Model transliterasi yang berkembang di Indonesia ada beberapa bentuk, dan perbedaannya hanya pada beberapa huruf saja. Tapi dalam karya ilmiah secara nasional dan internasional di perguruan tinggi umum maupun Islam dipakai satu bentuk untuk penyeragaman. Ini khusus untuk penulisan di komputer, karena dengan tulisan tangan jarang dipakai.
Panduan transliterasi yang dipakai adalah berikut ini:


   
Ini huruf-huruf dalam bahasa arab dengan transliterasinya dalam Bahasa Indoensia. Untuk beberapa huruf tidak ditandai dengan huruf, tapi dengan simbol tertentu. Ada empat tanda yang membedakan yaitu tanda ‘<>’ dan
Nah sekarang bagaimana menerapkan simbol-simbol tersebut dalam kalimat yang ditransliterasi. Baik kita memulai dengan mengistall font ‘new times roman arabic’ terlebih dahulu pada komputer anda, bisa dengan install new font atau cukup dicopypaste saja ke dalam folder font yang ada di windows.
Agar tidak merepotkan dalam memberikan simbol terutama pada huruf yang menggunakan simbol, maka cukup ditulis saja kalimat atau katanya dengan memberikan simbol tersebut.
Contoh:
‘A<ishah, ‘Abdul Rah}ma>n, S{af, Nus}us, al-Ghait}, T{ughya>n, D{arbun, Mad}ru>bun, Z{ahi>run. Dan lain. Semua kalimat yang ditransliterasi langsung saja dicantumkan simbolnya agar memudahkan untuk mentrasliterasi.
Adapun cara mentranslisasi agar simbol-simbol yang ada berubah menjadi coretan horizontal di atas dan tanda titik di bawah huruf adalah;pertama-tama tekan tombol CTRL + F untuk mencari otomatis, maka akan muncul gambar seperti ini

  
Klik menu ‘replace’, kemudian tulis symbol-simbol tersebut satu persatu di dua kolom yaitu di ‘find what’ dan ‘replace with’. Seperti ini:
  


Setelah mengisi kedua kolom dengan simbol yang sama, kemudian klik ‘more’ yang ada di bawah kolom, seperti gambar di atas. Pada saat mengklik tombol ‘more’, maka akan muncul seperti ini:



Ini tampilan setelah mengklik ‘more’. Selanjutnya ‘format’ terus klik ‘font’, seperti gambar di atas. Tapi harus dipastikan kursor berada di kolom kedua di ‘replace with’. Setelah ‘font’ diklik, akan muncul gambar seperti ini.

Setelah gambar seperti ini tampil, klik ‘font’ yang dilingkari merah kemudian cari font times new Arabic. Kalau tidak ketemu font times new Arabic, berarti anda belum menginstallnya. Lalu ‘Ok’ kalau sudah ketemu, maka semua kalimat yang diberi tanda seperti di atas akan berubah menjadi seperti ini. Tapi lagi sekali, harus satu persatu dari simbol.
  
Kalau sudah terlihat font times new Arabic di kolom kedua, maka anda tinggal me-raplace all semua simbol yang ada satu persatu. Hasilnya pun akan seperti ini:
    
Ini hasilnya, semua tanda ‘<>’ berubah menjadi macron horizontal di atas huruf, dan tanda ‘{ }’ akan berubah menjadi tanda titik di bawah huruf yang ditandai.




Bagian yang ketiga, sering kali menjadi kebingungan mahasiswa adalah saat membuat daftar isi. Dengan cara manual sebenarnya bisa, tapi tidak teratur pinggirnya dan susah mengcopypaste atau menulis apa yang menjadi pokok dan sub di daftar isi.
Untuk memudahkan membuat daftar isi, anda harus membuat sistematika penulisan dengan baik benar setiap judul, sub judul dan lainnya. Dan juga harus mengikuti kaedah penomeran (numbering) yang benar. Di computer anda sudah secara otomatis dalam penomeran, silahkan dipelajari lagi.
Membuat daftar isi tidak perlu dengan lembaran terpisah dari tulisan. Karena ia secara otomatis akan mengurutkan dari pertama sampai akhir dengan membaca numbering. Sebagai contoh pada tulisan ini. Pertama anda klik ‘Refrences’ pada menu bar Microsoft office anda, kemudian klik ‘table of contents’, di bawahnya banyak pilihan bentuk daftar isi. Klik saja salah satunya, kemudian anda edit sesuai dengan kebutuhan.
Tapi sebelum mengkliknya setiap judul dan sub judul dijadikan beberapa level agar terbaca dalam table of content. lihat gambar berikut:



 Itu saja tutorial seputar penulisan. Masih banyak kekurangan yang perlu perbaikan, dan itu menjadi tugas anda untuk mencari dan memperbaikinya. Wallahu ‘A’lam bi al-shawab








Post a Comment

Lebih baru Lebih lama