KEINDAHAN ALAM SANTONG

Santong adalah salah satu daerah yang dikarunia alam indah. Tidak hanya cuacanya yang dingin, airnya juga sangat menyejukkan dan masih murni. Sehingga tidak seorang pun yang membuat sumur untuk mendapatkan air, atau membuat sambungan PDAM, karena airnya langsung berada di depan rumah, tinggal menyambungnya dengan selang atau pipa.

dari pemukiman pendudukan, tidak lebih dari satu kilometer sudah masuk kawasan hutan. Tapi saya tidak tahu, apakah hutan lindung atau tidak. Saya melihat banyak banyak orang yang melakukan kegiatan, tapi mereka masih dijaga oleh aturan-aturan desa atau orang menyebutnya dengan awik-awik. Sehingga kemurniaan hutan masih terjaga dengan baik, walaupun ada saja oknum yang merusak,  bukan penduduk desa, tapi sebagian oknum pemerintah.
Di antara bentuk keterjagaan hutan antara lain:





Kesejukan terlihat dari gambar di atas. Ini diambil dipagi hari sekitar jam 8 pagi. Suasananya menyejukkan qalbu dan pandangan mata. Siapa saja yang melihatnya pasti terkesan dan terkesima. Biasanya penduduk mandi di sini saat sore hari atau siang hari, kalau pagi belum ada yang berani mandi.




Sedangkan ini salah satu air terjun mini dengan gua di sebelahnya dan kolam untuk mandi. Di tempat ini biasanya tidak ada yang berani mandi. Ada saja kepercayaan masyarakat sehingga mereka takut, seperti ada tuna yang sudah berisi, atau penghuni lainnya yang bersembunyi di gua. Kami pun menghormati kepercayaan mereka, dan sampai sekarang masyarakat tidak ada yang mandi di sini, walaupun sangat indah dan menyejukkan.


Tempat yang satu ini lebih dalam lagi dari kolah yang di atas. Tempat ini disebut dengan tibu, yaitu kolam di hutan yang sekelilingnya ditemboki dengan batu secara alami. Airnya terlihat kehijauan, ada juga yang kebiruan, dan bahkan pelangi, tergantung batu yang menjadi tembok kolamnya. Di sekitar hutan Desa Santong banyak sekali kolam-kolam yang didindingi batu. Yang tidak berbentuk kolam disebut dengan batu lantai, sedang yang berbentuk kolah disebut dengan tibu.

Kepercayaan masyarkat sangat kental pada tibu. Hampir tidak ada masyarakat yang berani mandi di dalamnya, karena mereka percaya bahwa ada penguninya atau ada tuna yang sudah mempunyai tuan yang menjaga. Tapi lagi sekali, sebagai penghormatan, masyarakat luar pun tidak berani mandi di tempat ini.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama