SAAT HARUS DI JALAN DAKWAH (BAIQ INDAH RAHMATIKA)



Sejak diumumkman bahwa Kkp-nya ke Bayan saya pribadi sudah membayangkan betapa sulitnya hidup di sana walaupun hanya beberapa minggu sekitar 15 hari tetapi semua yang saya bayangkan dan semua rasa selalu menghantuiku.

Sebelum berangkat ke Bayan aku memasang niat bahwa semua yang aku lakukan di sana intinya hanya satu untuk berdakwah dan bisa mengajak orang-orang Bayan mengerti dengan Islam dan mampu menghilangkan hal-hal tabu yang mereka yakini sampai saat ini.


Ketika aku berada di dalam mobil untuk meluncur ke lokasi KKP sekaligus dakwah di sana, aku bisa membayangkan dan merenungi dengan sedalam-dalamanya betapa indah nya kuasamu yang sebelumnya tidak pernah ku melihatnya. Dan sesampainya di Bayan Beleq di Babul Mujahidin kami rombongan KKP beristirahat untuk melaksanakan sholat ashar. Setelah shalat segera meluncur lagi ke tempat tujuan dakwah. Setiba di Dasan Tutul, tempat tugas dakwah dan melaksanakan program-program yang sudah kami rancang sebelumnya.

Pada Hari Sabtu tanggal 12 juli 2014 program dimulai dengan mengajari anak-anak di mushalla tentang bagaimana cara kita membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Sebab anak-anak di sana belum mampu membaca al-Qur’an dengan fasih. Kegitan dilaksanakan mulai siang hari sampai menjelang magrib. Setelah pulang dari mengajarkan anak-anak aku pun mulai bergegas untuk memasak menu yang akan aku masak untuk berbuka puaa. Tuan rumah tempat kami tinggal sangat ramah dan baik. Mereka sudah menganggap kami sebagai saudara-saudaranya dan aku pun tidak pernah merasa canggung tinggal di sana. Berbeda halnya ketika aku berdakwah ke Kebaloan, aku tidak pernah mersa nyaman. Pokoknya hati saya selalu gundah dan ingin pulang terus. Tetapi dari setiap kejadian yang aku alami aku selalu bersyukur dan mengambil semua hikmahnya, karena di balik itu semua kejaidan-kejadian yang aku alami akan aku jadikan pengalaman hidup yang tak pernah akan aku lupakan seumur hidupku.

Pada Hari Ahad 13 juli 2014 di mushalla Dasan Tutul setelah mengajari anak-anak aku pun melontarkan pertanyaan  kepada murid-muridku kenapa mereka tidak berpuasa. Jawaban mereka adalah karena melihat orang tua mereka tidak berpuasa. Mendengar jawaban seperti itu, terlintas dalam  pikiranku dan aku pun langsung berkata pada anak-anak, “barangsiapa yang puasanya full kakak akan kasih hadiah”. Mereka terliahat senang sekali dengan tawaran saya. Setelah itu aku pun memberikan pencerahan tentang Islam, bagaimana dan apa  saja yang diharamkan dalam agama Islam, apa saja yang dapat membatalkan puasa dan lain-lainnya dan mereka pun merespon dengan cepat tentang apa yang aku sampaikan.

Pada Hari Senin tanggal 14 juli 2014 setelah sholat zuhur aku membagi anak-anak mejadi beberapa kelompok. Kami berempat membagi anak-anak itu menjadi empat kelompok yang jumlah anak-anak sekitar 50 anak . Setelah selesai membagi aku pun mulai mengajarinya. Yang menjadi topik atau pembahsan pada saat itu tentang masalah fiqih bagaimana cara berwudhu’ dan sholat yang baik. Aku menyampaikan materi terlebih dahulu kepada anak-anak dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak dan setelah menyampaikan materi aku suruh anak-anak untuk mempraktikkan langsung bagaimana cara wudhu’ dan sholat yang baik dan benar. Ternyata mereka mampu melakukannya dengan sempurna sesuai dengan yang diharapkan. Setelah selesai mengajar mereka mengajak kami untuk jalan-jalan ke pembangkit listrik tenaga air dan mereka bilang biar kakak tidak jenuh di sini dan aku pun sangat bahagia karena adik-adik di sini bisa mengerti keadaan kakak-kakak pengajarnya dan aku pun semakin berat untuk meninggalkan mereka.

Hari-hari berikutnya aku mengulang-ulang pelajaran yang telah diberikan untuk memantapkan ingatan mereka agar tidak cepat lupa karena semua yang telah diajarkan akan dilombakan. Kami berempat sengaja membuat lomba agar mereka lebih semangat dan sekaligus sebagai acara perpisahan dengan adik-adik dan masyrakat di sana. Acara lomba dilaksanakan  ba’da shalat tarawih, dan itu menjadi malam terakhir sekaligus perpisahan dengan adik-adik dan masyarakat. Sekaligus memberikan hadiah bagi mereka yang memnangkan lomba berupa buku dan bolpoin.

Tapi ada hal yang menjadikan hati sedih dan meneteskan air mata adalah kondisi masyarakat Dasan tutul yang miskin akan ilmu agama serta awam. Hanya sedikit pengetahuan mereka tentang islam dan mereka tidak mau merubah yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka dan mereka berkata, “biarkan saya begini sudah terlanjur dan anak-anak kamilah yang akan sekolahkan agama karena kalau kami yang diajarkan ilmu agama sudah tidak bisa karena sudah tua-tua”.

Begitualah anggapan mereka yang telah mendarah daging dan sulit dirubah sehingga saya hanya menfokuskan mengajari anak-anak. Merekalah generasi penerus yang bisa merubah semua anggapan-anggapan mereka tentang semua hal yang dianggapnya ghaib atau tabu.

Di dalam kamar aku sering berpikir dan merenung bagamimana cara saya akan mengajak mereka dan metode apa yang saya akan terapkan pada anak-anak. Apakah saya mampu berbuat sesuatu untuk desa ini dan merubah semuanya?. Tetapi dengan tekad dan keyakinan yang kuat dan motivasi dari orang-orang yang saya cintai seperti keluarga aku pun tidak akan putus asa. Aku akan megajari mereka tentang ilmu-ilmu agama yang aku miliki dan apa yang telah diajarkan oleh guru-guru kam sebelumnya. Dan dari sana aku mulai memantapkan dan mulai menyusun program-program apa saja yang akan saya ajarkan kepada mereka dan metode apa saja yang akan aya gunakan agar mereka dapat mencerna dengan  cepat apa yang saya akan ajarkan.

Dalam beberapa kesempatan, kami keluar untuk jalan-jalan dengan niat yaitu semoga di sana aku dapat bersosialisasi dengan masyarakat sana sekalian dakwah dan menanyakan apa saja kegundahan yang ada di benak mereka dan apa yang mereka pikirkan tentang agama Islam dan apa yang selalu menggaganjal pemahaman mereka selama ini terutama tentang islam. Tetapi di setiap perjalanan jarang aku temukan orang-orang yang lewat hanya sebagian saja. Terus kemana mereka saat shalat isya’ dan tarawih. Pagi pun mereka sepi dan langsung terlintas di benakku apakah mereka tidak nyaman dengan kehadiran kita dan tidak mau diajarkan tentang agama islam tetapi semua yang kau pikirkan tentang semua itu segera aku hapus dalam pikiranku dan aku akan selalu berpikiran positif dan selalu hunsuzhon kepada mereka .

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama