Tanggal sepuluh juli 2014 saya bersama teman-teman pergi ke Bayan untuk berdakwah dan saya mendapat bagian di Dusun Telaga Segoar.
Keadaan masyarakat telaga segoar sangat memprihatinkan, kebayakan mereka masih awam akan ajaran-ajaran Islam. Ramadhan ini saja, sebagian besar mereka tidak berpuasa. Terlebih lagi ritual-ritual ibadah lainnya seperti shalat, zakat dan haji, mereka tidak tahu sama sekali.
Di saat kaum muslimin di seluruh penjuru dunia berpuasa, mereka setiap pagi pergi ke sawah sambil membawa ceret air minum tanpa ada malu sedikitpun. Ada juga sebagian yang merokok di tengah jalan. Masyarakat di sana lebih mementingkan pekerjaannya di sawah daripada memperhatikan anak-anak mereka. Mereka berangkat pagi dan pulang hampir waktu magrib jadi mereka sangat jarang untuk mengurus anak-anak mereka. Anak-anak mereka seperti tidak punya orang tua. Sungguh malang nasib anak-anak di sana. Jika orang tuanya tidak sibuk kerja di sawah mereka ditinggal kerja oleh kedua orang tuanya menjadi TKI.
Anak-anak di Dusun Telaga Segoar sebenarnya sangat banyak, akan tetapi yang keinginan untuk mengaji sangat minim sekali. Ketika mereka bermain dan berkumpul sangat banyak tapi ketika datang mengaji sedikit sekali. Mereka besemangat mengaji ketika ada hadiah yang diberikan, jika tidak ada kelihatannya mereka kurang semangat. Mereka juga harus disuruh dulu baru mereka pergi wudhu’ kemudian naik ke masjid dan apaibila kami belum datang mereka bermain-main kerjanya.
Inilah akibat orang tua yang awam, kurang pengetahuan tentang agama, orang tuanya tidak menyuruhnya untuk mengaji, tapi mereka lebih menyuruh anak-anaknya untuk kerja di sawah atau membiarkan anak-anak mereka bermain semau-mau mereka. Anak-anak di sana tidak dipaksa untuk pergi mengaji. Apalagi masalah kebersihan, anak-anak itu kebersihannya sangat kurang, mulai dari kebersihan pakaian, badan. Tapi mereka tidak diperhatikan oleh orang tuanya, saking sibuk dengan pekerjaan dunia.
Sedangkan remajanya, di dusun itu belum terbentuk remaja masjid. Remajanya kebanyakan pergi menjadi TKI atau pergii kerja. Adapun remajanya yang masih sekolah lebih aktif di persatuan adatnya daripada membentuk remaja masjid. Pernah saya menemukan ada anak remaja belanja membeli es dan meminumnya di sana, padahal bulan puasa. Itu lah keadaan remajanya kurang beriman.
Remaja di sana sangat tidak peduli dengan keadaan remaja masjidnya, dan kurang peduli dengan agamanya. Mereka terpengaruh oleh pergaulan remaja masa kini, yang lebih senang main gitar, bermain bola dan permainan-permainan lainnya. Mereka dipengaruhi oleh adanya HP dan sibuk sms-an, telponan, internetan, dan faecbookan, sehingga mereka lalai melaksankan perintah agama. Ini juga orang tua yang kurang berperan terhadap anak-anak mereka, terlalu bebas membiarkan annak-anak remaja mereka menggunakan HP sehingga tidak terkendali.
Posting Komentar