SAAT HARUS DI JALAN DAKWAH (MASTIANI)



Betapa bahagianya dan terkesannya ketika saya mendatangi Dusun Torean di bulan suci ramadhan 1435 H kali ini. Melihat suasana dan kondisi yang sebagaian anak-anak dan masyarakat begitu semangat dalam menjalankan ibadah puasa.

Begitu juga dengan anak-anak yang semangat dalam belajar dan berkativitas bersama saya dan teman-teman, saya bisa banyak pengalaman. Saya bisa berbagi pengetahuan kepada adik-adik dan masyarakst di desa ini. Dan yang berkesan juga ketka saya melihat perjuangan seorang ibu bapak yang begitu ingin memperjuangkan anaknya dalam pendidikan sampai pendidikan tinggi. Ini yang saya banggakan.


Walaupun dusun ini sangat terpencil, akan tetapi jika anak-anaknya diperhatikan atau diperjuangkan, maka mereka sangat senang dan ingin belajar seperti anak-anak di luar sana. Buktinya ketika saya datang dan mengenalkan apa itu pendidikan dan bagaimana pentingnya pendiidkan dan bagaimana pentingnya pendiidkan di masa depan yang akan datang. Saya sangat terharu melihat mereka. Akan tetapi saya sangat sedih juga ketika masyarakat yang mengabaikan pendiidkan anaknya, karena bagaimana pun pemuda adalah penerus dari perjaungan ini.

Yang paling berkesan dan bahagia dalam perjuangan saya bersama teman-teman adalah ketika melihat masyarakat yang berbondong-bondong menuju ke masjid. Walau ada juga ada yang tidak, tetapi masyarakat tidak terlalu asing dengan Islam atau agama.

Saya melihat sebagian masyarakat yang awan dan tidak mengetahui apa-apa sebagai faktor tidak terdidiknya anak-anak, dan tidak melanjutkan pendidikannya. Akan tetapi jika saya lihat semangat anak-anak ketika saya ajar dan mengajak diskusi, mereka sangat ingin sekali mengeyam dunia pendiidkan. Akan tetapi faktor keluarga dan lingkungannya yang menghambat putusnya dunia pendidikan mereka.

Kesan-kesan terakhir ketika berpisah dengan adik-adik. Begitu berat bagi saya untuk meninggalkan mereka yang sudah berapa hari saya bersama mejalani ativitas belajar bersama-sama, bercanda tawa bersama. Akan tetapi kini saat terakhir penuh dengan linangan air mata, karena hati ini berat untuk meninggalkan mereka. Karena begitu berat baginya untuk ditinggalkan oleh saya dan teman-teman, yang sekian hari kami bersama. Itu yang membuat saya berat untuk melangkah meninggalkan mereka. Akan tetapi apakah daya, setiap pertemuan pasti ada perpisahan, begitu juga pula setiap perpisahan pasti ada pertemuan.

Dan saya berdo’a semoga Allah subhanahu wata’ala mempertemukan kami di manapun itu. Dan harapan saya kepada adik-adik suatu saat akan sukses seperti apa yang dicita-citakan oleh mereka. Saya berharap suatu saat nanti atau kapan pun itu supaya saya bisa berkunjung ke Dusun Torean lagi. Bisa mengukir kenangan yang lebih berkesan dari ini. Karena setiap pengalaman ini kita belajar dari sebuah pengalaman.
Saya banyak mengetahui kehidupan orang-orang di dusun ini yang ingin mengeyam dunia pendidikan. Setelah saya lihat keadaan dan kondisi saya, sangat bersyukur karena saya bisa mengeyam dunia pendiidkan sampai perguruan tinggi. Saya baru sadari bahwa masih banyak orang  di sana yang masih menginginkan seperti kita.

Karena saya sangat terharu ketika melihat adik-adik yang tidak bisa sekolah sama sekali. Sangat berharap bisa seperti teman-temannya yang sekolah. Dengan penuh linangan air mata melihat di sekitarya yang jauh berbeda darinya.
Ternyata dari sinilah kita banyak belajar tentang kehidupan. Medapat banyak pengalaman bisa berinteraksi bersama masyarakat.

Semoga Allah subhanau wata’alamemberkahi perjuangan saya bersama teman-teman. Dan semoga apa yang saya lakukan ini mejadi sebuah pelajaran. Pengalaman untuk menuju menjadi yang lebih baik dari sebelum saya mendapatkan pengalaman ini.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama