SAAT HARUS DI JALAN DAKWAH (NURSEHAN)



Kami berangkat dakwah pada hari kamis 10 juli 2014 bertepatan dengan tanggal 12 ramadhan  1435 H.Ini dakwah kedua yang saya lakukan  ke Bayan, ternyanta Ds. telaga segoar ini lebih memperihatinkan  dari lokasi tempat saya tahun lalu. Karna hari pertama sampai di Dusun Telaga Sigoar ini, kami disambut dengan pemandangan yang kurang  menyenangkan untuk dilihat, karna beberapa pemuda yang mampu untuk berpuasa datang bergantian untuk minum es  di warung masyarakat yang akan mejadi tempat tinggal kami tanpa mempunyai rasa malu sedikitpun  melepas dahaga di depan kami. Tapi syukurnya rumah warga tempat kami tinggal semuanya berpuasa dan melaksanakan shalat lima waktu. Jadi tidak begitu mengecewakan dan hari –hari berikutnya  ibu tempat kami tinggal itupun merasa malu untuk melayani  orang-orang yang tidak berpuasa tersebut. Setelah kami beri pengertian  kalau dia juga salah karna melayani mereka artinya sama dengan ibu  mendukung orang tidak berpuasa dengan cara  seperti itu. Akhirnya  sedikit demi sedikit dia faham meski pada awalnya dia mengatakan “saya kan pedagang jadi harus melayani pembeli”. Tapi alhamdulillah ibu itu bisa memahami penjelasan kami.

Hari pertama pun berlalu   dengan sangat luar biasa karna baru satu hari di  Ds. Telaga Sigoar serasa satu bulan, seakan waktu berputar sangat lambat.  Kami selalu menghitung hari dan  berharap  2 minggu di Bayan  segera usai. Namun  pada hari kedua,  kami melakukukan kunjungan ke beberapa rumah warga sekitar ternyata sambutan mereka sangat baik hanya saja mereka tak  berpuasa, kami temukan mereka sedang  makan dan merokok, mereka tak peduli sama sekali tapi  untungnya mereka tak menawari kami ikut makan bersama mereka, hari-hari berikutnya pun berlalu seperti itu juga  di dusun ini meskipun mereka tau puasa itu kewajiban  jangankan puasa shalat saja tidak dilaksanakan. Tapi, mereka sibuk untuk membuat jajanan untuk menyambut hari kemenangan.

Di Dusun Telaga Sigoar ini, tak ada TPQ, Remaja mesjid, sampai pengurus mesjid pun tak punya. Oleh karna itu kami berencana  mebentuk TPQ, remaja masjid dan pengurus masjid. “Tapi itu tak bisa”  kata Pak Kadus. “Itu tidak  akan bisa berjalan  seperti yang lalu-lalu, Jika membentuk TPQ, tak ada yang mau mengajar dan  masyarakat lebih menyukai anak mereka ke sawah ketimbang belajar mengaji karena mereka kurang tertarik dengan pelajaran agama. Dan untuk remaja masjid dan pengurus masjid pun pernah dibentuk namun tak ada yang berjalan karna para pemudanya semua ke malaysia dan pengurus masjidnya tak pernah memperhatikan masjid.”lanjutnya.  Dan sekarang semua kegiatan masjid  di lakukan oleh kadus dari adzan sampai jadi imam karna cuman beliau yang sering naik masjid.

Hari kedua kami melakukan kegiatan belajar mengajar cuman 4 orang anak yang hadir itupun anak tetangga. Hari selanjutnya, anak yang ikut mengaji selalu bertambah karna alasan dapet hadiah, permen dan kurma, jadi mereka selalu bersemangat untuk belajar dan mengajak temen mereka untuk ikut serta. Dan siang itu juga kami merasa sangat tersentuh  ternyata ada seorang nenek yang mau ikut belajar  tentang shalat. Nenek itu mengaku, itu waktu pertama dia melakukan shalat , dan dia mengungkapkan keinginanya untuk belajar tentang tata cara sholat, nenek itu tak menghapal bacaan shalat,  terutama al-fateha tapi dia tetap mau belajar meskipun masih terbata-bata, dan nenek itu tetap menghampiri kami untuk bertanya dan belajar bacaan shalat setiap waktu dia naik berjamaah sambil mendoakan untuk kebaikan kami.  Sampai-sampai ketika kami melakukan pembersihan  di masjid nenek itu ikut serta membantu kegiatan kami dan mengajak anak- anak disekirtar yang sedang bermain menolong kami.

Di Dusun Telaga Sigoar ini, minat ibadah masyarakat sangat kurang karna meskipun pada bulan ramadhan. Mereka tidak mempunyai toleransi sama sekali, karna kami lihat bapak-bapak  dan ibu-ibu yang ke sawah salalu membawa bekal nasi dan air es dan mereka melakukan aktivitas seperti biasanya, lalu lalang di jalan raya sambil merokok . Begitupun pada malam hari, tak ada yang naik shalat berjamaah  paling banyak bapak-bapak yang ikut shalat hanya 5 orang dengan imam dan  beberapa anak  anak kecil yang yang kami ajar setiap harinya.  Begitu juga dengan jamaah perempuanya. Dan untuk tadarusannya, hanya kami berempat dengan salah seorang ibu saudara ipar pak kadus setiap malam. Dan kalau waktu subuh yang naik berjamaah ke masjid  hanya kadusnya dan anak-anak beserta kami, setiap shalat, kadus selalu mengundang masyarakat untuk naik shalat berjamaah  melalui pengeras suara tapi itu tidak membuahkan  hasil, karna jamaah kami tak bertambah satu orang pun.

Tapi itu tidak membuat pak kadus berputus asa untuk mengajak masyarakat berbuat baik. Itu membuat kami bersemangat utuk tetap mengajar anak yang mempunyai keinginan untuk belajar agama dengan harapan meski tidak semua yang kami ajarkan  melekat semua tapi setidaknya di antara mereka ada yang bisa diambil manfaatnya bagi anak-anak itu kelak. Itu terlihat dari semangat mereka yang ingin terus belajar agama namun kurangnya dukungan dari orang tua mereka dan orang yang memfasilitasi mereka (tenaga pengajar/guru).

 Waktu menjelang berbuka bukan kita disambut dengan bacaan al-Quran   dan azan tetapi mereka mendengarkan wayang di masjid. Kami hanya mendengar azan pada waktu isya’ dan subuh saja, sedangkan waktu yang lain tak pernah ada azan dan shalat jamaah,pernah sekali ketika shalat zuhur kami menemukan  shalat jamaah ada dua orang tua yang naik shalat dan anak-anak juga naik karna kami juga mengajar setelah shalat zuhur tak ada yang bisa jadi imam mereka berdua bingung siapa yang akan menjadi imam. Akhirnya mereka shalat sendiri, dan kami mengimami yang perempuan. Sejak itu tak pernah kami temukan  ada orang yang naik shalat kemasjid lagi waktu zuhur dan asar.

Meskipun kami tak betah tinggal di Dusun Telaga Siguar ini, tapi kami merasa bahagia karna bisa melihat dan memiliki banyak pengalaman tentang keadaan sosial masyarakat di sini. Kami juga bisa berbagi pengetahuan tentang agama dengan anak  anak yang sangat bersemangat untuk belajar agama. Mudah-mudahan jika ada waktu dan kesempatan, ingin rasanya kembali dengan semangat baru dan nuansa baru. Sehingga semangat kami untuk mengajar kembali bergairah dan memajukan ummat.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama