SUNNAH-SUNNAH YANG DILAILAIKAN (1)



BERKUMUR
Diantara beberapa sunnah yang sering dilalikan oleh kebayakan kaum muslimin adalah berkumur saat berwudhu’.  Padahal rasulullah sangat menganjurkan untuk berkumur, dan itu menjadi bagian dari kesempurnaan wudhu. Dalam hadis disebutkan tentang berkumur, sebagaimana hadis riwayat dari imam bukhari dan muslim tentang cara wudhu’:

“dari Humran bahwasaya Ustman radiyallahu ‘anhu meminta air wudhu’. Kemudian ia membasuh telapak tangannya tiga kali, kemudian berkumur, istinsyaq dan istinsyar. Kemudian membasuh wajahnya tiga kali, kemudian membasuh tangan kananya sampai siku tiga kali, dan tanggan kirinya seperti itu. Kemudian mengusap kepalanya, dan membasuh kaki kanannya sampai mata kali tiga kali, begitu juga kaki kirinya. Kemudian berkata, “ saya melihat Rasulullah wudhu’ seperti wudhu’ saya ini (Muttafaq ‘Alaihi).
Hadis ini menjelaskan bahwa berkumur adalah bagian dari wudhu’, walaupun bukan bagian yang harus dilakukan. Tapi melakukannya adalah bagian dari kesempurnaan seseorang dalam berwudu’.
Apa yang Rasulullah perintahkan dalam hadis bukan hanya sekedar ritual belaka, atau hanya sekedar pernyataan yang tidak berguna, karena ia bukan bagian wajib dari wudhu’. Tapi di luar semua itu, ada satu hal yang diinginkan oleh rasulullah bagi ummatnya, yaitu kaum memperhatikan kebersihan mulutnya, baik gigi, gusi, dan segala apa yang menjadi bagian dari mulut.
Jika diperhatikan dengan seksama, anjuran Rasulullah tersebut sangat penting bagi umat islam. Kita tahu bahwa mulut adalah awal masuk dari segala apa yang menjadi kebutuhan perut manusia, dan menjadikan manusia dapat terus bertahan hidup. Makanan yang masuk ke mulut tentu tidak semua masuk secara keseluruhan, pasti ada yang mengendap di mulut dan di sela-sela gigi. Kalau sisa-sisa makanan itu dibiarkan begitu saja, maka akan muncul banyak penyakit, yang terdekat tentunya sakit gusi dan gigi.
Oleh karena itu, sunnah Rasulullah untuk berkumur adalah anjuran yang menyehatkan dan bermanfaat bagi kaum muslimin. Jika Sunnah tersebut dilakukan setiap kaum muslimin berwhudu’, betapa sehatnya kaum muslimin dari segi gigi dan gusi!. Jika gigi dan gusi sehat, maka dapat dipastikan apa yang ada selanjutnya di dalam perut menjadi sehat.
Rasulullah sendiri memberikan anjuran yang lebih dari hanya sekedar berkumur-kumur saat wudhu’, belaiu bahkan menganjurkan kaum muslimin untuk bersiwak pada setiap wudhu’, itu kalau tidak memberatkan untuk dilakukan. Dalam hadis Rasulullah disebutkan:
Dari Abi Hurairah radiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah Sallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, “ kalau seandainya tidak memberatkan bagi ummatku, niscaya aku akan memerintahkan untuk bersiwak setiap berwudhu’”. Dikelaurkan oleh Malik, Ahmad, Nasa’I dan disahihkan oleh ibnu khuzaimah.
Hadis di atas memberikan penguatan bahwa, seandainya tidak akan memberatkan bagi kaum muslimin niscaya Rasulullah pasti mewajibkan bersiwak (sikat gigi) setiap akan berwudhu’. Jadi tidak hanya sekedar berkumur-kumur, tapi juga sikat gigi. Ini memberikan gambaran bahwa berkumur-kumur adalah anjuran yang sangat disunnahkan, dengan melihat anjuran untuk bersiwak saat berwudu’.
Bagi kaum muslimin yang tidak berat untuk melakukannya, maka sikat gigi lebih dianjurkan, baik dengan sikat gigi pasta atau dengan kayu siwak. Tapi bagi mereka yang susah untuk sikat gigi saat berwhudu’, maka cukup dengan berkumur-kumur saat berwudhu’.
Sunnah berkumur-kumur ini sering diabaikan, karena alas an tertentu, langsung saja mengambil air wudhu’ dengan membasuh muka. Atau kadang-kadang orang sering disibukkan dengan perbuatan-perbuatan yang tidak termasuk sunnah, seperti berdo’a sebelum wudhu’. Bahkan ada orang yang menjadikan do’a dan wudhu’ sebagai musykilah bagi dirinya. Saat do’a seperti bismillah tidak berbarengan basuhan pertama wudhu’, ia sibuk untuk membarengkannya, padahal itu tidak ada dalam tata cara wudhu’ yang diperintahkan oleh Nabi.
Mudah-mudahan kita bisa menempatkan sunnah rasulullah pada tempatnya dan tidak disibukkan dengan perbuatan atau amal yang tidak diperintahkan, yang dianggap sebagai perbuatan baik. Wallahu a’lam bi al shawab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama