EMPAT PENDEKATAN PENELITIAN UNTUK PAI

Penelitian pada dasarnya adalah usaha ilmiah yang dilakukan oleh seseorang untuk menjelaskan, menerangkan, menemukan, atau menkonstruksi suatu pengetahuan menjadi pengetahuan baru yang sifatnya fleksibel. Ia dapat berubah, sepaang ia dapat dijelaskan dengan ilmiah dan sesuai dengan aturan ilmiah dalam penelitian.

Segala sesuatu dapat diteliti dan didekati dengan semua bentuk penelitian yang berkembang saat ini. Baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif sebagai pendekatan besar dalam penelitian yang merujuk pada proses berpikirnya, yaitu positivistik dan post-positivistik. Atau dengan pendekatan yang lebih berskala mikro dari setiap penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Kalau kuantitatif dapat berupa penelitian perbandingan, eksperimen, dan….. sedangkan kualitatif secara mikro dapat berupa penelitian studi kasus, etnografi, etnometodologi, fenomenologi, studi teks (library), hermeneutika, dan lain sebagainya dari disiplin ilmu sosial.


Memang untuk pendidikan agama islam (PAI), karena ia masuk pada kategori pendidikan yang berbasis kajian pada keislaman. Dan pendidikan adalah proses interaksi antara guru dengan murid atau dengan aktor lainnya, maka di situ ada proses interaksi antara mereka, artinya pendidikan agama islam seharusnya lebih didekati dengan ilmu sosial yang alamiah dan bukan dengan sesuatu yang ilmiah. Maka penelitian pendidikan islam akan sangat baik jika diteliti dengan pendekatan ilmu sosial, yaitu kualitatif. Tapi dalam beberapa kesempatan, pendidikan agama islam juga dapat didekati dengan pendekatan yang ilmiah, namun tidak sepenuhnya ilmiah, karena ada unsur-unsur alamiahnya, seperti dengan penelitian kualitatif.
Untuk bisa mendapatkan gambaran yang lebih luas, pendekatan yang dapat digunakan dalam  penelitian pendidikan agama islam (PAI) antara lain dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian sesuai dengan karakter dari pendidikan Agama Islam sendiri, yaitu:

  1. Penelitian kualitatif dengan semua pendekatan mikronya. Penelitian pendidikan agama islam (PAI) dapat diteliti dengan menggunakan penelitian kualitattif dengan semua pendektan mikronya. Hal ini didasarkan pada sifat dari pendidikan agama islam (PAI) yang lebih fokus pada interaksi sosial antara semua anggota lembaga pendidikan. Untuk itu penelitian PAI lebih baik dilakukan dengan penelitian kualitatif, baik formal maupun non formal, apalagi informal.
  2. penelitian PAI dapat juga dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Untuk penelitian ini lebih pada pendidikan agama islam (PAI) secara makro. Dengan melihat sudut pandang pendidikan agama islam (PAI) dari berbagai aspek pelakunya ia memberikan konstribusi atau tidak, dari satu variable dengan variable lainnya. Tapi untuk terapan di kelas atau dalam proses belajar mengajar, lebih baik tidak menggunakan kuantitatif, karena hanya mencakup kulit saja, tidak sampai mendalam. 
  3. Penelitian tindakan kelas (PTK). Ini penelitian ini, secara umum semua proses belajar mengajar yang ada di kelas dapat dilakukan penelitian tindakan kelas. Karena penelitian tindakan kelas lebih pada peningkatan proses belajar mengajar, karena yang melakukan pene;litian adalah guru sendiri dan obyek penelitian juga guru itu sendiri. Dalam hal ini, peneliti yang menggunakan penelitian tindakan kelas tidak dapat dilakukan penelitian kecuali oleh guru sendiri. Sehingga yang bukan guru tidak dapat melakukan penelitian ini. Bagaimana mungkin melakukan penelitian sedangkan ia tidak mengajar di tempat ia melakukan penelitian atau pada mata pelajaran yang ia ajarkan. Dalam beberapa kesempatan para ahli penelitian tidak memasukkan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang ilmiah dan mahasiswa tidak boleh melakukan penelitian dengan penelitian ini. Tidak akan dapat melakukan penelitian dengan akurat dan obyektif, jika yang diteliti adalah dirinya sendiri. Penelitian ini lebih kepada evaluasi diri, agar dapat melakukan progress dalam peningkatan pembelajaran di kelas. 
  4. Penelitian eksperimen. Penelitian ini adalah penelitian untuk melakukan eksperimen atau percobaan di kelas untuk membuktikan efektif atau tidak metode tertentu yang ingin diterapkan kepada siswa. Metode tertentu tersebut dapat dilakukan oleh guru maupun mahasiswa yang meneliti dalam jangka waktu tertentu. Karena penelitiannya sifatnya eksperimen, maka kelas yang menjadi obyek penelitian adalah satu kelas eksperimen dan satu kelas control. Dalam kelas eksperimen, metode maupun media yang ingin diterapkan dipraktekkan oleh guru atau peneliti. Sedangkan pada kelas control, tidak menggunakan metode yang dipraktekkan, tapi dengan metode lain atau metode yang biasa dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Jika hasil pembelajaran pada kelas eksperimen lebih signifikan dari kelas control, maka metode/media yang diujicoba berhasil. Jika yang terjadi sebaliknya, maka metode/media tidak berhasil.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama